Dengan berpijak pada pendekatan psikologi dan teologi, serta analisis serangkaian hasil wawancara semi klinis atas ratusan responden dari berbagai usia, Fowler bersama rekan-rekan untuk pertama kalinya berhasil memunculkan suatu pengertian baru dalam sejarah psikologi agama, tentang bagaimana kepercayaan eksistensial seseorang tumbuh dan berkembang. Teori ini lebih dikenal sebagai teori perkembangan kepercayaan, di mana setiap tahapnya merupakan suatu langkah penting yang menentukan perjalanan religius seseorang.