Injil Lukas menyajikan hidup Yesus sebagai sebuah perjalanan. Hidup manusia pun sebuah perjalanan: perjalanan panjang yang ditandai kegembiraan dan harapan, tetapi juga kesulitan dan derita. Khusus zaman ini ditandai oleh migrasi dan pengasingan. banyak orang harus meninggalkan tempat asalnya, banyak diasingkan dan kehilangan orientasi serta visi hidup. Di tengah kesibukan, kerepotan dan kebisingan hidup ini, semakin sulit menemukan seseorang yang dapat menjadi sahabat, tempat bertanya dan berkisah. Yesus, sang musafir itu, dapat menjadi sahabat kita di perjalanan hidup ini. Dia bersedia mendengarkan kisah kita, menafsir perjalanan kita dalam terang firma, mengembalikan harapan bagi kita dan berbagai dengan kita dalam perjamuan persaudaraan. Yesus itulah, yesus seturut lukisan injil Lukas, disajikan bagi kita dalam buku ini.