Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Masa Lalu Yang Membunuh Masa Depan: Krisis Agama, Pengetahuan, Dan Kekuasaan Dalam Kebudayaan Teknokratis
Setelah dibekap oleh masa lalu yang kelam selam rezim orde baru apakah masih tersisa energi dobrak yang mencerahkan di kalangan anak-anak muda kita? Energi yang senantiasa menaik dan terus menerus mencari wilayah baru dan segar? Energi yang tak kunjung lelah menerobos tantangan dan setia melakukan perbaikan? Apakah energi itu masih tersisa?
Buku menggiurkan karya pemikir muda, Yudi Latif, ini seperti mengingatkan kita akan pengantar redaksi Kompas Agustus 1969 yang mengantarkan sejumlah karangan untuk menyambut hari kemerdekaan RI ke-24. "Tanpa kita sadari di bumi Indonesia kini telah tumbuh suatu lapisan baru, pemuda-pemuda, pemudi-pemudi Indonesia yang dilahirkan setelah tahun 1945 ...," demikian bunyinya sebagaimana dikutip Daniel Dhakidae dalam buku soe Hok Gie:
Catatan Seorang Demonstran.
Tanpa bermaksud mengulang sejarah, apakah dalam memasuki milenium baru ini telah muncul sebuah lapisan baru lagi yang dulu oleh soe Hok Gie dinamai "manusia-manusia baru" Indonesia? Kalau benar, siapa mereka? Apa ciri-cirinya? Bagaimana sosok dan kiprahnya di tataran wacana maupun aksi? Mungkin, buku Masa Lalu yang Membunuh Masa Depan, yang ditulis secara atraktif , gesit, dan sedikit “menjotos" ini bisa memberi isyarat ke arah perumusan "manusia baru" itu.
Ketersediaan
I26065-C2 | I26065 | My Library | Tersedia |
I26065-C1 | I26065 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I26065
|
Penerbit | Mizan : Bandung., 1999 |
Deskripsi Fisik |
16 x 23,5 cm / 279 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9794332089
|
Klasifikasi |
320.9 / LAT / m
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain