Vero, seorang istri yang ingin sekali memiliki anak. Tuhan mengabulkan doanya. Ia boleh mengandung dan siap melahirkan anak 12 hari lagi. Apa daya, di saat itu, penyakit strokenya kumat. Kali ini bukan saja membuat kandungannya harus direlakan hilang, tetapi juga Vero harus bergelut melawan maut. Sekitar 3 minggu tubuhnya harus terbaring di ruang ICU St. Borromeus, Bandung.
Dalam kondisi yang tidak menentu tersebut, Yan sang suami sempat mengalami dilema. Apa yang harus dilakukan? Kesedihan kehilangan calon anak dan sakit Vero yang saat itu kian parah membuatnya menjadi serba salah. Apalagi saat itu sang jasad jabang bayi masih ada di dalam kandungan. Bagaimana mungkin mengeluarkannya sementara sang Ibu masih belum sadar juga? Kalau dikeluarkan pun pasti tidak akan utuh. Apakah cinta Yan pada Vero akan luntur? Siapa yang sangka, berkat segala doa, ketulusan, cinta serta upaya dari banyak pihak, Vero dan Yan kemudian mendapat banyak mukjizat. Bukan saja kesehatan Vero yang berangsur sembuh, tetapi juga jasad bayi bisa keluar dengan sendirinya. Utuh. Tanpa diketahui siapa yang membantu proses persalinannya.

Tuhan Maha Besar.

Terjadilah pada setiap makhluk ciptaan-Nya menurut kehendak-Nya. Vero sembuh dan Yan pun tak mengurangi rasa cinta kepada istrinya. Pernikahan mereka tetap penuh cinta bahkan diteguhkan karenanya. Atas segala rasa tersebut, tertulislah kisah mereka dalam novel inspirasi berjudul “Karena Cinta Aku Hidup (Kembali)” terbitan Kanisius 2010 dan ditulis oleh Anjar Anastasia. Mereka berharap, buku ini bisa membawa berkat bagi siapa saja yang membacanya. Tiada pandang latar belakang kehidupan. Sebab Sang Pemberi Hidup telah menunjukkan kuasa-Nya bagi siapa saja yang mengandalkan hidup kepada-Nya.