Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Senopati Pamungkas 4: Cerita Silat
Nyai Demang menggebrak dan menghancurkan Perguruan Awan. Semua penghuninya dilabrak. Upasara Wulung sadar bahwa ini adalah pancingan agar dirinya terjun kembali ke gelanggang, sebagai seorang ksatria. Jalan yang dipilih Ksatria Pingitan ini adalah pergi tanpa tujuan. Mengikuti gerak kaki melangkah. Pada saat itu, Halayudha justru sudah menguasai Keraton lewat Permaisuri Tribhuana, untuk menghina Senopati Sora. Bukan dengan hukuman mati, akan tetapi hukuman "lepas busana senopati", atau dilucuti pangkat dan derajatnya.
Satu-satunya yang bisa menelusup masuk dan mengendus tindak laku Halayudha adalah si gadis yang menginjak remaja, Gendhuk Tri. Ia bahkan bisa menemukan persembunyian Naga Nareswara, raja dari segala Naga yang datang dari negeri Tartar untuk menuntut balas. Halayudha berhasil menyekap dan akan mempertemukan dengan Kama Kangkam, tokoh nomor satu berpedang panjang dari negeri Jepun. Kalau kemudian Naga Nareswara memberikan tenaga ini kepada Gendhuk Tri, tidak berarti apa-apa bagi Halayudha. Tokoh sakti, penuh tipu daya ulung ini berhasil menebarkan bibit permusuhan dan intrik di dalam Keraton. Tanpa ada yang curiga sedikit pun. Apakah ini pertanda pudarnya sinar pamor, karena Aria Wiraraja, penasihat utama Baginda tak tahan lagi? Sehingga menyingkir kembali ke Lumajang sambil mengisyaratkan bumi belah, atau bumi yang terbelah?
Ketersediaan
I16780-C1 | I16780 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I16780
|
Penerbit | Gramedia PT. : Jakarta., 1988 |
Deskripsi Fisik |
11 x 18 cm / 194 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
899.221 / ATM / s 4
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain