Image of Tutur Tinular 3: Nurani Yang Tercabik

Text

Tutur Tinular 3: Nurani Yang Tercabik



Malam hari kian merayap perlahan, suasana yang tintrim bagaikan mati. Di rumah Mpu Hanggareksa, yang biasanya terdengar denting-denting kesibukan merawat dan membuat senjata, kini tampak bertabur kelengangan. Suara jengkerik dan belalang malam di luar pun tingkah meningkahi melengkapi kesunyian itu. Sekali-kali ada jeritan kelelawar jantan di kejauhan. Lolongan dan gonggongan anjing liar berebutan mangsa kadang meningkahi kesunyian malam itu.
Mpu Hanggareksa, lelaki tua yang rambutnya telah dihiasi uban itu kini duduk merenung bersandar pada kursi di ruang tengah. Dalam sekali ia mengisap cerutu hingga asapnya pun perlahan-lahan sekali keluar dari bibirnya yang hitam. Kadang-kadang lelaki tua yang tampak lelah itu terbatuk-batuk. Kemudian dari ruangan dalam muncullah seorang pemuda tampan dengan wajah kuyu. Sinar matanya tampak meredup dan memandang lelaki tua di hadapannya dengan hormat dan ada perasaan takut. Kedua tangannya terjalin sambil memain-mainkan jemarinya untuk menghilangkan rasa segan. Beberapa saat ia kelihatan ragu-ragu sekali ingin membuka bibirnya yang sudah meliuk-liuk.


Ketersediaan

I16927-C1I16927My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I16927
Penerbit Kompas Media Nusantara PT. : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
11 x 17 cm / 107 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9799251699
Klasifikasi
899.221 / TID / t 3
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini