Image of Aksara Duka

Text

Aksara Duka



Hester Prynne dihukum mengenakan secarik kain berwarna merah yang berbentuk huruf "A" di dadanya sepanjang sisa hidupnya. Huruf itu menunjukkan "Adultery" (perzinahan) yang telah ia lakukan dengan pria yang meskipun didesak berkali-kali, Hester tak mau mengungkapkan identitasnya. Perzinahan itu membuahkan seorang putri kecil yang lincah bernama Pearl. Mereka berdua hidup dalam keterasingan dan cemoohan orang-orang yang selalu memandang sinis pada huruf di dadanya.

Setelah tujuh tahun hidup di bawah pandangan menghina dari orang-orang, serta dari omongan-omongan tak mengenakkan, Hester bertemu secara rahasia dengan pria yang ia sembunyikan identitasnya itu. Ia sedih karena pria tersebut terancam jiwanya oleh mantan suami Hester yang ingin membalas dendam. Lalu, apa yang selanjutnya terjadi pada pria yang selama ini menutupi perbuatan dosanya? Dan bagaimana nasib Hester setelahnya? Karya Nathaniel Hawthorne ini bersetting di abad ke tujuh belas, di Boston, di mana masyarakat setempat berpegang pada aturan di Bible yang masyarakat Puritan gunakan: "If a man commits adultery with the wife of his neighbor, both the adulterer and the adulteress shall be put to death." (Leviticus 20:10). Leluhur Nathaniel sendiri, Major John Hawthorne, pernah memberi perintah hukuman cambuk pada seorang wanita bernama Hester Craford karena melahirkan seorang anak dari hasil hubungan zina. Namun hukuman ini makin lama makin diperingan dengan adanya Plymout Law (1694) yaitu dengan memasang huruf A di baju si pezina di hadapan seluruh masyarakat.

Masyarakat Puritan pada saat itu merasakan posisi yang sulit, karena hukuman huruf A ini dianggap terlalu ringan, namun di satu sisi, hukuman cambuk atau mati dirasa terlalu berat. The Scarlet Letter mencoba untuk menggambarkan bahwa hukuman memakai huruf A ini sudah cukup membuat seorang Hester Prynne merasa menderita akibat rasa malu dan rasa berdosa yang dideritanya.

Menurut saya, huruf A yang seharusnya berfungsi sebagai simbol dari aib ini justru merupakan tanda dan pedoman bagi Hester untuk menjadi seorang wanita yang kuat. Dia memang menderita karenanya, namun di samping itu, huruf A justru menjadi identitas baginya untuk selalu melakukan pertobatan dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan baik terhadap orang-orang. Akibatnya, semakin lama ia justru tak lagi dipandang miring dan negatif oleh orang-orang karena perbuatan baiknya. Meskipun, masih ada juga yang menghina dan memandang sinis padanya.


Ketersediaan

I00695-C1I00695My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I00695
Penerbit Gramedia PT. : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
11 x 18 cm / 272 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9796050075
Klasifikasi
813 / HAW / a
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini