Hidup Zaid tinggal beberapa menit ketika Abu Sufyan, tokoh yang bekerja dari balik layar dalam segala urusan, menoleh kepadanya seraya berkata, ”Saya bersumpah atas nama Tuhan yang kupercayai, kiranya engkau suka bila Muhammad yang terbunuh sebagai gantimu, sedang engkau bebas dan boleh pulang.” Zaid menjawab dengan gagah, ”Saya bahkan tidak menghendaki sebatang duri menusuk kaki Nabi,walau dengan itu saya akan bebas.” Jawaban Zaid memberi efek besar kepada Abu Sufyan. Ia kagum akan ketulusan para sahabat Nabi. ”Sepanjang hidup sayang,” katanya, ”belum pernah saya melihat seseorang yang demikian berbakti dan siap berkorban seperti para sahabat Muhammad.”
Cerita di atas adalah salah satu cuplikan dari sejarah hidup Nabi saw, seperti dikisahkan buku ini. Tetapi, buku yang mendasarkan uraiannya pada sumber-sumber yang otentik ini tidak hanya melaporkan kisah-kisah sejarah seperti itu. Buku ini, dengan kata lain, bukan sekadar kumpulan peristiwa masa lampau, yang berasal dari empat belas abad silam. Sembari berkisah tentang perjalanan hidup Nabi saw secara kronologis, penulis buku ini, Ja'far Subhani, juga memperkaya tulisannya dengan analisis, komentar, tafsiran, dan tanggapan atas sejumlah peristiwa itu. Penulis tampil dengan komentar yang kritis, tajam, dan terkadang 'berani', hingga membuat karyanya ini lebih hidup, lebih komunikatif, dan tentu saja, lebih menarik. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa inilah nilai tambah yang ditawarkan buku ini dibanding buku-buku sejarah Nabi Muhammad saw lainnya.