Dalam perjalanan sejarah gereja dan komunitas Yahudi, kitab kidung agung adalah kitab yang cukup lama dijauhi. Kitab ini juga telah dibaca dan ditafsirkan dengan begitu banyak cara. Diantaranya sikap enggan keanekaragaman cara tafsir terhadap kitab ini juga muncul sikap pro dan kontra yang cukup seru. banyak orang enggan dan merasa tidak pas kalau kitab ini berada di dalam kitab suci sebab gaya bahasanya nyerempet-nyerempet "bahaya". Ada yang menganggapnya sebagai kitab yang erotis semata-mata, tetapi ada pula yang merohanikannya sehingga bahan-bahan kitab ini hanya dipahami sebagai bahasa tentang hubungan cinta kasih antara Tuhan dengan umat-Nya.