Tulisan ini memiliki fokus yang ingin dicapai yaitu: memahami kisah Menara Babel yang tercatat dalam Kitab Kejadian 11:1-9 dan menghadirkan refleksi teologis Alkitabiah tentang peristiwa tersebut. Kisah Menara Babel merupakan salah satu narasi penting dalam Kitab Kejadian yang menggambarkan usaha manusia untuk membangun sebuah menara yang mencapai langit. Namun, rencana manusia ini digagalkan oleh Tuhan dengan cara membingungkan bahasa mereka. Melalui pendekatan teologis Alkitabiah, skripsi ini menyelidiki pesan-pesan teologis yang terkandung dalam kisah Menara Babel, antara lain: kesombongan manusia melawan kuasa Allah, keragaman sebagai kehendak Allah dan komunikasi sebagai saluran kasih Allah kepada manusia. Penelitian ini menggali pemahaman tentang hubungan manusia dengan Tuhan, peran dan batasan manusia dalam usaha mereka untuk mengatasi keterbatasan, serta konsekuensi ketidakpatuhan manusia terhadap kehendak Tuhan. Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini yakni metode studi kepustakaan serta melalui analisa sintaksi, semantik, struktural dan cerita terhadap teks Kitab Kejadian 11:1-9. Selain itu, sumber-sumber teologis dan penafsiran Alkitabiah yang relevan juga digunakan untuk mendukung pemahaman dan refleksi teologis yang dihasilkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kisah Menara Babel memberikan pelajaran teologis yang berharga. Hal ini mengingatkan manusia tentang pentingnya ketaatan terhadap kehendak Tuhan dan kesadaran akan keterbatasan manusia. Kisah ini juga menyiratkan bahwa manusia harus mengakui keberadaan Tuhan sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam hidup mereka dan menghormati perbedaan bahasa dan budaya yang ada. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan pemahaman teologis Alkitabiah serta menginspirasi refleksi dan pemikiran yang lebih dalam tentang pesan-pesan spiritual yang terkandung dalam kisah Menara Babel.