Buku bunga rampai politik sejarah ini diharapkan mampu mendorong pembaca untuk tidak sekadar tahu tentang mengapa dan sebab apa suatu peristiwa pernah dilakukan oleh seseorang dan/atau massa rakyat sekelilingnya. Para penulis buku ini berusaha memaparkan makna dan akibat peristiwa politik dari masa lalu itu bagi kehidupan masyarakat masa kini. Cara berbincang sejarah lisan sebagaimana dipaparkan oleh para penulis buku ini, mengungkapkan juga apa yang ingin dikerjakan oleh para pelaku sejarah pada waktu itu, apa kepercayaan mereka pada waktu itu hingga mengerjakan secara begitu, dan apa yang mereka pikir pada masa kini bahwa dulu melakukan hal seperti itu.
Paparan masa lalu seperti itu ternyata menyadarkan betapa rapuh suatu negara (dan bangsa) ketika masih saja bersikap reaksioner, dan menjadikan diri sebagai sandera dari suatu masa lalu. Sementara aksi dan gerakan taksiran massa(l) rakyat sesungguhnya tetap awet dan revolusioner ketika jeli memanfaatkan bahasa bersama dan keakraban dalam politik budaya populer dari komunitas yang bersangkutan.
Tradisi taksir kerakyatan seperti itu bukan pertama-tama terletak pada romantisme asal-usulnya, tetapi pada tujuan dengan harapan, hasrat, dan aksi akhirnya. Kajian “tradisional” seperti itu mendorong dan membantu para penulis buku ini jeli memperhatikan kontradiksi, ironi dan celah-retakan yang terjadi dalam politik hasrat (ber)kuasa.