Image of Rara Mendut: Sebuah Trilogi

Text

Rara Mendut: Sebuah Trilogi



Rara Mendut, budak rampasan yang menolak diperistri oleh Tumenggung Wiraguna demi cintanya kepada Pranacitra. Dibesarkan di kampung nelayan pantai utara Jawa, ia tumbuh menjadi gadis yang trengginas dan tak pernah ragu menyuarakan isi pikirannya. Sosoknya dianggap nyebal tatanan di lingkungan istana di mana perempuan diharuskan bersikap serba halus dan serba patuh. Tetapi ia tak gentar. Baginya, lebih baik menyambut ajal di ujung keris Sang Tumenggung daripada dipaksa melayani nafsu panglima tua itu.
Genduk Duku, sahabat Rara Mendut yang membantunya menerobos benteng Keraton Mataram dan melarikan diri dari kejaran Tumenggung Wiraguna. Setelah kematian Rara Mendut dan Pranacitra, Genduk Duku menjadi saksi perseteruan diam-diam antara Wiraguna dan Pangeran Aria Mataram, putra mahkota yang kelak bergelar Sunan Amangkurat I dan sesungguhnya juga jatuh hati kepada Rara Mendut - perempuan rampasan yang oleh ayahnya dihadiahkan kepada panglimanya yang berjasa.
Lusi Lindri, anak Genduk Duku dipilih menjadi anggota pasukan pengawal Sunan Amangkurat I oleh Ibu Suri. Lusi Lindri menjalani kehidupan penuh warna di balik dinding-dinding istana yang menyimpan ribuan rahasia dan intrik-intrik jahat. Sebagai istri perwira mata-mata Mataram, ia tahu banyak ... bahkan terlalu banyak ... Semakin lama nuraninya semakin terusik melihat kezaliman junjungannya. Tiada pilihan lain! Bulat sudah tekadnya, baginya lebih baik mati sebagai pemberontak penentang kezaliman daripada hidup nyaman bergelimang kemewahan.
Rara Mendut, the loot slave that refused diperistri by Tumenggung Wiraguna in order to love him to Pranacitra. Increased in the north Javanese village of the coastal fisherman, he grew into the girl that trengginas and had not hesitated to express the contents of his thoughts. His noose it was considered nyebal the order in the palace environment where the woman was required have an attitude very soft and very obedient. But he did not tremble. For him, better welcomed the hour of death on the end of the kris Tumenggung than was forced to serve the commander's old desire.


Ketersediaan

I16872-C1I16872My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I16872
Penerbit Gramedia PT. : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
15 x 23 cm / 802 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9792235838
Klasifikasi
899.221 / MAN / r
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini