Image of Spiritualitas Keugaharian Menurut Regula Ordo Saudara-Saudara Santa Perawan Maria Dari Gunung Karmel No. 18 Dan 19 Bagi Pembinaan Anak Asrama St. Albertus (Kajian Teologi Spiritualitas)

Text

Spiritualitas Keugaharian Menurut Regula Ordo Saudara-Saudara Santa Perawan Maria Dari Gunung Karmel No. 18 Dan 19 Bagi Pembinaan Anak Asrama St. Albertus (Kajian Teologi Spiritualitas)



Tesis ini merupakan suatu penelitian terhadap penghayatan keugaharian kontekstual pada anak-anak asrama putra St. Albertus. Tesis ini berdasarkan suatu keprihatinan zaman tentang situasi anak-anak yang terbawa arus zaman yang akhirnya merugikan masa depan anak-anak itu sendiri. Keugaharian tampil sebagai suatu keutamaan yang dapat memberikan pedoman hidup di zaman ini. Keutamaan ini perlu dibentuk melalui latihan-latihan rohani, budi dan nurani. Anak-anak di asrama putra St. Albertus mendapat pendidikan keugaharian dari para Karmelit yang menjadi pembina di asrama tersebut. Para Karmelit sendiri adalah orang-orang yang juga dijiwai spiritualitas keugaharian. Tradisi cara hidup Karmel hendak mendidik orang untuk semakin ugahari dan terarah kepada Tuhan. Regula No.l8 dan I9 dari Ordo Saudara-Saudara Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel menunjukkan bahwa keugaharian dalam tradisi Karmel diwujudkan melalui mengenakan perlengkapan senjata Allah. Hal ini adalah suatu metafora dari hal-hal yang esensial pada pribadi Allah sendiri. Ada 6 perlengkapan senjata Allah yang ditampilkan di dalam Regula: (1) berikatpinggang kebenaran; (2) berbaju zirah keadilan; (3) berkasut kerelaan; (4) mengenakan perisai iman; (5) mengenakan ketopong keselamatan; (6) bersenjata pedang Firman Allah dalam mulut dan hati. Para Karmelit yang menjadi pembina asrama berusaha membuat anak-anak turut mengenakan perlengkapan senjata ini, melalui cara hidup dan pembinaan di asrama. Landasan teoritis yang digunakan berasal dari beberapa teolog seperti Yohanes Kasianus, Thomas Aquinas, Kees Waijman, dan Carlo Cicconetti yang menjadi teolog utama dalam menafsir dan memahami Regula Karmel khususnya No. 18 dan 19.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode penelitian mengacu kepada John W. Creswell, Lexy J. Moleong, dan YF La Kahija sena Eatough dan Smith. Data penelitian diperoleh melalui 3 instrumen: (I) wawancara terstruktur; (2) observasi; (3) dokumentasi. Subjek wawancara adalah anak-anak asrama yang memenuhi tiga kriteria purposive sampling: (1) Anak-anak asrama yang sudah mengalami pembinaan di asrama kurang lebih satu tahun; (2) anak-anak asrama memiliki peran serta aktif tidak hanya di bidang akademik tetapi di bidang non akademik; (3) Anak-anak yang memiliki tanda-tanda keugaharian berdasarkan ketertiban dalam jadwal harian di asrama. Dari Kriteria tersebut terdapat 5 partisipan. Kemudian untuk validasi data, peneliti menggunakan triangulasi metode.
Implikasi dari tesis ini terhadap teologi dan pembinaan anak-anak adalah perlunya penerapan spiritualitas keugaharian pada pendampingan mereka yang begitu rentan di tengah arus zaman. Penerapan keugaharian menurut tradisi Karmel dapat diwujudkan dengan menjalin sinergi antara pembina, orang tua dan anak-anak. Sementara itu para pembina anak-anak perlu mengupayakan branding personal yang menarik hati kaum muda serta menjadi gadget hidup yang mampu memberikan interaksi personal dan reaksi atas kebutuhan anak-anak di zaman ini.

Kata kunci: Spiritualitas, keugaharian. anak-anak.


Ketersediaan

I35227-C1I35227My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I35227
Penerbit Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana : Malag.,
Deskripsi Fisik
277 p., 28 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Carmel, III No.60/T/95
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini