Psikiater Ritchie pernah mati dan hidup lagi. Sekelumit pengalamannya di alam baka diceritakannya kembali kepada pasiennya yang menderita kanker otak, yang menurut pengobatan medis hidupnya hanya tinggal 4 bulan.
"Sesudah sembuh, aku dikirim ke kesatuan 123 sebagai pembantu dokter. Di dalam pelayanan ini aku merasa sedih melihat perajurit-perajurit yang mati. Sementara aku berdoa minta mati juga, tiba-tiba seorang sersan berlari memanggilku. Ada korban yang lututnya hampir putus. Ia adalah sersan kelas satu Jack Helms. Aku mengenalnya sebagai seorang Kristen yang setia. Biasanya setiap sersan kelas satu bermulut kasar dan suka membentak. Namun yang satu ini lain dari yang lain. Senyumnya sangat menyenangkan. Ia tidak pernah mengeluh dan merintih kesakitan. Ia selalu menyapa setiap orang dengan wajar. Tatapan matanya, caranya menerima dan memperhatikanku, kegembiraannya.... Semuanya mengingatkanku akan seseorang yang kutemui di alam baka. Aku merasa begitu gembira bersama dia. Sore itu aku sadar bahwa Dia, yaitu Kristus, berada di mana-mana. Dia berada dalam diri setiap orang yang benar-benar mengenal-Nya, yang dihadapkan-Nya kepadaku"