Di zaman sekarang ini, setiap kita menjadi lebih yakin bahwa Perkawinan adalah suatu Realitas Iman. Dengan istilah ini, kita ingin menyatakan bahwa perkawinan hanyalah bisa di mengerti sepenuhnya sebagai jalan menuju kebahagiaan melalui terang iman. Gereja salah satu mengajarkan bahwa bagi umat Kristiani perkawinan itu adalah satu Sakramen. Sekaligus Ia juga adalah Satu Panggilan Kristiani, panggilan menuju panggilan hidup. Namun tidak sedikit umat merasa dipanggil Tuhan untuk menjalankan cara hidup ini, bertanya bagaimana suami/istri bisa saling membantu agar mereka bisa mencapai Kesucian Hidup?
Javier Abad dan Eugenio Fenoy membeberkan dengan sederhana bagaimana menjalankan Perkawinan sebagai satu jalan menuju kesucian hidup. Dengan singkat dan jelas, dalam buku ini kita baca bagaimana Gereja berusaha memberi bimbingan kepada para pasutri sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Kristus seperti yang kita baca dalam Kitab Suci dan seperti yang diteruskan oleh Tradisi Gereja dari abad ke abad.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang bersifat praktis dapat diperoleh jawabannya dalam buku ini. Misalnya: bagaimana suami/istri bisa hidup secara murni dalam Perkawinan? apa sebenarnya yang dimaksudkan oleh Gereja tentang menjadi Orang Tua yang bertanggung jawab? apa yang diajarkan oleh Gereja tentang usaha untuk menguasai dorongan seksual antara suami/istri? bagaimana seharusnya suami/istri bersikap jumlah anak yang ingin mereka miliki? bagaimana tentang kewajiban memenuhi tuntutan Perkawinan? apakah ada faktor-faktor di mana pasangan bisa menolak tuntutan perkawinan yang diajukan? Javier Abad dan Eugenio Fenoy juga memberikan jawaban atas banyak pertanyaan yang menyangkut masalah-masalah perkawinan pada zaman modern ini.
Buku ini juga menjelaskan bagaimana mensucikan kehidupan perkawinan. Artinya bagaimana iman, cinta kasih, harapan (serta segala keutamaan manusiawi dan Kristiani) bisa dibina dalam kehidupan berkeluarga. Dengan menghidupkan semangat Kristiani dalam perkawinan, setiap keluarga Kristiani dapat menjalani misi/perutusan mereka sebagai Ecclesia Domestica (keluarga yang menggereja) di tengah dunia. Gereja mengharapkan dengan cara ini, setiap keluarga Kristiani memberi kesaksian tentang Kabar Gembira bagi keluarga-keluarga lainnya.