Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Mencari Supriyadi: Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno
Buku yang sempat menghebohkan masyarakat gara-gara ada seorang bernama Andaryoko Wisnu Prabu yang mengaku sebagai Supriyadi, pemimpin pemberontakan PETA di Blitar yang selama ini diyakini telah meninggal dunia. Tapi, setelah saya wawancara langsung dengan Andaryoko, ada beberapa hal yang masih menjadi tanda tanya besar. Pertama, menurut pengakuannya, Andaryoko berada pada sejumlah peristiwa besar sejarah negeri ini. seperti peristiwa Rengasdengklok di mana ia yang menggandeng tangan bung Karno untuk ikut para pemuda, pengetikan naskah proklamasi, pembacaan naskah proklamasi termasuk menjadi salah satu pengibar bendera pusaka hingga supersemar. Yang jadi pertanyaan, ketika para pendiri bangsa ini masih hidup (seperti Bung Karno, Hatta, BM Diah, Sukarni, Sayuti Melik, bahkan SK Trimurti yang belum lama berpulang) tak ada satupun yang membicarakan sosok Andaryoko. sebagai orang yang selalu hadir dalam peristiwa penting, sangat mengherankan jika ia dianggap angin lalu. Kedua, saat Bung Karno mengangkat Supriyadi sebagai Menteri Pertahanan dan Panglima TKR, Andaryoko mengaku bahwa ia ikut dalam pelantikan tersebut. saat ia dilantik, ia mengaku datang hanya mengenakan celana pendek dan semua tamu yang hadir tidak sadar jika pemuda bercelana pendek tersebut adalah seorang menteri. dalam catatan sejarah disebutkan kalau Supriyadi tidak hadir dan selama ini tidak ada bantahan dari manapun, termasuk menteri-menteri kabinet pertama yang dilantik. Tentu tidak lazim jika seorang menteri tidak diperkenalkan dengan menteri lain dalam satu kabinet. Ketiga, Andaryoko mengaku ia menjalani tugas sebagai menteri sekitar 5 tahun. Ia mengundurkan diri seusai Konferensi Meja Bundar karena tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang mengakomodasi negara serikat. Andaryoko juga mengaku seusai dilantik menjadi menteri, ia merangkap pekerjaan di Karesidenan Semarang dan waktu tugasnya lebih banyak dihabiskan di Semarang. Saya rasa ini juga tidak lazim ada menteri yang merangkap tugas sebagai staf residen dan tidak tinggal di pusat pemerintahan. Keempat, saya rasa mustahil jika seseorang yang menjabat sebagai pemimpin selama 5 tahun, tak pernah dikenal anak buah yang dipimpinnya. Selama 5 tahun tersebut tidak pernah tercatat dalam sejarah peran seorang menteri keamanan sekaligus panglima tentara. Padahal pada awal periode pemerintahan, nama tentara republik berulang kali berubah mulai dari BKR, TKR, TRI hingga TNI. Sulit dimengerti jika momen-momen bersejarah seperti ini tidak melibatkan menteri keamanan sekaligus panglima tentara. Kelima, Andaryoko alias Supriyadi mengaku merupakan salah satu orang dekat Bung Karno hingga dilengserkan Orde Baru. Tapi ia tidak mengenal keluarga inti Bung Karno seperti anak-anaknya yang saat ini masih hidup. Tidak masuk akal jika Bung Karno tidak pernah mengenalkan orang terdekatnya kepada keluarga.
Kemudian terkait berbagai cerita peristiwa penting yang bertentangan dengan catatan sejarah negeri ini. seperti pembuatan naskah proklamasi di rumah Bung Karno bukan rumah Laksamana Maeda. Rasanya tidak mungkin jika semasa berkuasa, Bung Karno membiarkan saja cerita sejarah yang beredar bahwa naskah diketik di rumah Maeda. Tapi di luar pengakuannya sebagai Supriyadi, kemungkinan besar ia memang salah satu orang yang masuk ring satu lingkungan Istana saat itu. Beberapa foto menunjukkan bahwa ia dekat dengan Bung Karno. Seperti sebuah foto yang menunjukkan ia sedang asyik duduk dan memperhatikan Bung Karno yang sedang ber-lenso. Dugaan saya, sebagai salah satu orang yang bisa masuk di lingkungan istana, ia sering berbincang-bincang dengan tamu-tamu Bung Karno sehingga tahu jalan cerita berbagai peristiwa penting, sehingga ia bisa bercerita seolah-olah ikut serta dalam peristiwa sejarah tersebut. Ya, yang namanya sejarah, mungkin yang tahu pasti kebenarannya hanya Tuhan dan pelakunya sendiri. Sedangkan orang lain hanya bisa memilih untuk percaya atau tidak.
Ketersediaan
I15693-C1 | I15693 | My Library | Tersedia |
I15693-C2 | I15693 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I15693
|
Penerbit | Galang Press : Yogyakarta., 2008 |
Deskripsi Fisik |
15 x 23 cm / 230 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9786028174077
|
Klasifikasi |
959.8 / WAR / m
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain