Puisi sebagai karya kreatif seni dalam dunia sastra hendak bercahaya tatkala isi dari buah-buah puisi yang dihasilkan oleh seorang penyair sungguh bermanfaat secara nyata dan menjangkau banyak orang yang menikmatinya. Puisi sebagai karya sastra layaknya sebuah santapan rohani mampu mengajak khalayak pembacanya, hanyut dalam angan-angan sang penyair. Meski demikian, pembaca yang bijak hendaknya mampu memasang berjuta-juta filter dalam perasaan dan pikiran mereka sehingga mereka mempunyai pola pikir yang terkendali. Sebagai seorang pembaca dan penikmat selayaknya mampu mengambil manfaat positif dari puisi yang dibacanya. Puisi yang dikemas dengan tutur kata dalam bentuk bahasa yang baik dan benar hendak mengajak iklim batin para pembaca mengendapkan sebuah permenungan, retreat agung yang banyak menuai sikap yang arif dan bijaksana.
Buku Antologi Puisi 21 penyair bertajuk "Seserpih Benih Kasih" merupakan buku Antologi ke-2 yang diterbitkan oleh Penerbit Kanisius Yogyakarta, setelah Antologi 9 Penyair bertajuk "Dari Virus-virus Cinta Sampai ke Sayap-sayap Cinta-Mu". Dua puluh satu penyair yang tergabung dalam Antologi Seserpih Benih Kasih ini adalah: Romo Albertus Herwanta, O. Carm; Frater Werenfridus Taseseb (Weren Taseseb); Agustinus Wahyu Utomo (Agust Wahyu); Eka Budianta; Iskandar Noe; dr. Waty Sumiati Halim; Leoni Maria Christine L. Nard (L.M.C.); John Dewa Bayu Samudra; Aditya Bayu Pratama; Agustinus Warsito; Sri Fatmadewi, S.E (Merry); Genoveva Dian Uning; Eulalia Adventi Kesiyatni; Iwoe Banyu Gesang; Endang Sri Suherminingsih (Melania Siswoyo); Tedy Waluyo Jati; Lulik Lusianawati Junitasari; Anita Nugrahani; Regina Ryaningtyas Wiratmoko; Hana Widyastuti Wiratmoko; dan Y.P.B.Wiratmoko.