Othak-athik gathuk, begitulah orang Jawa punya sejumput peribahasa klasik. Artinya, diutak-atik pas, cespleng, tandes, joss, klop, nyambung. Buku sederhana, yang tersusun-rukun dari tiga matra pokok (30 Angka, 30 Kata, dan 30 Nada), yang terserak-gerak dan terpencar-sebar ini, tentunya mau ikut larut memberi pemaknaan, sekurang-kurangnya, mengajak kita untuk belajar mengambil jarak: termenung, terpekur, atau kadang tersenyum, dan juga boleh jadi merasa terhibur akhirnya.

Harapannya, aneka rajutan tekstur refleksi, introspeksi, interaksi sekaligus juga intervensi dan interupsi dalam buku ini, bisa menjadi sebuah tanda, teman seperjalanan yang ringan, mengasyikkan dan semoga juga sekaligus mencerahkan. Ya, semoga saja, buku sederhana ini bisa membuat kita terampil mencinta: menemukan wajah-Nya di tengah ruwet renteng serta hiruk-pikuknya dunia harian kita. Semoga!