Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Tahta Di Timur Jawa: Catatan Konflik Dan Pergolakan Pada Abad Ke-13 Sampai Ke-16
Berdasarkan Perjanjian Songenep, Aria Wiraraja mendapatkan bagian sebelah timur Majapahit, yaitu Lamajang utara dan selatan, serta Tigang luru, dengan Lumajang sebagai ibukotanya. Dan, setelah kematian putranya, Ranggalawe, Aria Wiraraja menetap di Lamajang.
Di samping itu Aria Wiraraja juga menyiapkan daerah-daerah penyangga ibukota yang berfungsi sebagai gerbang pertahanan Pajarakan [di Randuagung] dan daerah basis pertanian subur di
sebelah selatan yang kini merupakan bagian dari Kecamatan Sukodono, Kecamatan Lumajang, dan Kecamatan Padang.
Mengenai watak dan sifat dari Aria Wiraraja, dalam Pararaton disebutkan sebagai ahli siasat dan sangat ambisius. Dalam loyalitas kepada Majapahit sebenarnya ia sangat setia dan amat menghormati
Raden Wijaya. Sejak awal anggota keluarganya banyak yang mengabdi dan turut mendirikan Majapahit, namun hanya menghasilkan kekecawaan yang mendalam.
Setelah Lamajangkembali menyatu di bawah Majapahit, sumber-sumber sejarah tidak pernah menyebutkan siapa pengganti Aria Wiraraja. Seolah-olah ada arus yang ingin menghapus jejak kerajaan yang berdiri dalam suasana konflik tersebut.
Akan tetapi, jatuh bangunnya tahta ke tahta di wilayah ujung timur Jawa tidak menyebabkan masyarakatnya kehilangan arah dan ketinggalan peradaban. Sebagai sebuah wilayah, eksistensinya tetap lestari melintasi zaman walau didera berbagai konflik, peperangan, dan pembumihangusan.
Ketersediaan
I34416-C1 | I34416 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I34416
|
Penerbit | Matapadi Pressindo : Yogyakarta., 2019 |
Deskripsi Fisik |
14 x 21 cm / 324 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9786021634332
|
Klasifikasi |
959.801 / AHM / t
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain