Makan bukan hanya untuk kenyang, tetapi juga bernilai sakral: "Dalam antropologi budaya, kita bisa menyaksikan, bahwa makan bersama seringkali merupakan suatu seremoniil suci, seperti suatu pengorbanan. Dalam selamatan kita masih bisa menyaksikan pandangan ini. Di situ makan bersama tidak hanya dilihat sebagai sama-sama makan (Seperti warung); di situ makan bersama adalah suatu hal yang suci, yang luhur, yang merupakan pemujaan kepada Tuhan" (Prof. Dr. N. Driyarkara, SJ, 1978, Filsafat Manusia, Yogyakarta: Kanisius, hal. 35).
Semoga setiap orang terpanggil untuk berbagi makan kepada sesamanya yang lapar, seperti contoh tindakan berbagi dari "seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan" (Yoh 6:9). Saatnya juga kita berpacu melakukan kebaikan berupa "Gerakan Kasih" dan "Partisipasi" dalam berbagai bidang kegiatan demi terwujudnya kesejahteraan hidup jasmani dan rohani. Selamat menjalankan Gerakan HPS 2011.