Bisa jadi, pemilihan Matias sebagai pengganti Rasul Yudas Iskhariot adalah keputusan yang terburu-buru [Kis 1,15-26], karena ternyata Tuhan Yesus Kristus sudah menyediakan penggantinya, yakni Saulus. Dalam perjalanan ke Damsyik, Saulus yang kemudian disapa Paulus ini, dipanggil oleh "Cahaya yang Bersabda" yang mengenalkan diri sebagai Yesus [Kis 9, 1-19a]. Peristiwa tersebut mengubah seluruh orientasi hidupnya secara radikal: Dari penganiaya menjadi pewarta! Dia menyebut isi pewartaannya sebagai "Injil Kasih Karunia Allah" [Kis 20,24; bdk. 2Kor 1,15]. Dengan ketiga perjalanan misioner dan surat-surat yang ditulisnya, Rasul Agung ini telah ikut berperan besar menentukan perkembangan Gereja Perdana. Buah-buahnya dapat kita rasakan hingga zaman ini.