Image of Spiritualitas Kemartiran Titus Brandsma: Tinjauan Atas Kebebasan Pers - Jurnalistik

Text

Spiritualitas Kemartiran Titus Brandsma: Tinjauan Atas Kebebasan Pers - Jurnalistik



Jurnalistik memainkan peranan penting dalam masyarakat. Di sini jurnalistik bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa yang di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Sedangkan kewajiban pertama jurnalistik adalah pada kebenaran. Bukankah menyuarakan kebenaran merupakan tugas seorang nabi!
Titus Brandsma adalah seorang imam sekaligus biarawan Karmelit. Titus Brandsma pertama-tama adalah seorang insan Allah. Ia adalah ahli di bidang teologi mistik, profesor di universitas Nijmegen dan seorang jurnalis. Ia adalah jurnalis profesional pertama sekaligus martir yang termasuk dalam bilangan para kudus.
Kehidupan Titus Brandsma diwarnai oleh situasi yang sangat dramatis pada saat itu yaitu Perang Dunia I, Agresi militer oleh Adolf Hitler bersama dengan ideologi yang dibawa oleh NAZI, peperangan di pelbagai belahan dunia bahkan yang lebih berbahaya adalah ideologi subversif yang bertentangan dengan kemanusiaan dan nilai-nilai kekristenan. Titus Brandsma adalah teladan kemartiran karena ia telah berani kehilangan nyawanya untuk membela iman dan keyakinannya, menyuarakan kebenaran melalui dunia pers.
Hal yang bisa dipelajari dari Spiritualitas Kemartiran Titus Brandsma adalah: Titus Brandsma sungguh memahami tentang hukum yang utama adalah perintah cinta kasih. Salah satu contoh penghayatan dan pengamalan keutamaan kasih yaitu melalui kemartiran seperti yang dialami oleh Titus Brandsma. Kemartiran bukan sekedar salah satu bentuk pengamalan keutamaan kasih, tetapi juga merupakan wujud kesempurnaan keutamaan kasih. Titus Brandsma merupakan martir kebebasan pers. Ia menjadi martir kebebasan pers karena imannya yang teguh sehingga ia memiliki keberanian untuk menyuarakan kebenaran hati nurani melalui tulisan-tulisannya.
Titus menghendaki para wartawan Katolik untuk secara konsisten menjadi ujung tombak yang positif dan bersifat membangun masyarakat dengan nilai-nilai kebenaran. Itu adalah salah satu cara untuk melayani sesama melalui nilai-nilai kristiani. Selain itu, sebagai jurnalis Katolik, seseorang harus menjunjung teguh kebajikan cinta kasih. Kebajikan cinta kasih adalah kehendak Tuhan, di mana setiap orang diminta untuk mengasihi sesamanya seperti ia mengasihi dirinya sendiri. Para jurnalis yang diharapkan oleh Titus adalah seorang pribadi yang memiliki keutamaan keberanian menyuarakan kebenaran dan memiliki semangat kasih di dalam dirinya.


Ketersediaan

I33935-C1I33935My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Magister Humaniora
No. Panggil
I33935
Penerbit Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana : Malang.,
Deskripsi Fisik
110 p., 28 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Carmel, III No.60/T/68
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini