Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
The Hybrid Culture In The Development Of Hybrid Theology Of The Catholics In Arjowilangun Village - South Malang
Disertasi ini merupakan studi sosial historis budaya hibrida orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun yang kemudian menghantar ke studi tentang cara pandang dunia mereka yang juga hibrida dan teologi hibrida yang muncul dari konteks mereka. Pertanyaan-pertanyaan utama disertasi ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana budaya hibrida orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun Malang Selatan? (2) Bagaimana budaya hibrida mereka mempengaruhi cara pandang dunia mereka? dan (3) Teologi hibrida yang bagaimana yang muncul dari orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun Malang Selatan ini? Studi ini yang akan mengeksplorasi budaya orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi identitas mereka dan teologi yang mereka kembangkan. Lebih jauh lagi, studi ini diharapkan dapat membantu mereka untuk menghidupi iman mereka secara interkultural. Akhirnya, studi ini diharapkan dapat membantu mereka dalam keterlibatan mereka dalam dialog antar agama karena budaya dan agama tidaklah terpisahkan.
Secara metodologis, studi ini merupakan penelitian sosial historis yang menggunakan memori kolektif sebagai sebuah wacana yang melibatkan kenyataan saat ini dan saat lampau. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui interview, diskusi kelompok terpusat, observasi dan keterlibatan. Proses analisis untuk menemukan budaya hibrida orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun ini mencakup pembacaan transkrip, pengidentifikasian tema-tema kunci, pengembangan kerangka kerja memori kolektif dan penempatan serpihan-serpihan memori budaya kolektif ke dalam kerangka kerja untuk mendapatkan gambaran yang umum. Sedangkan proses analisis untuk mengembangkan teologi interkultural mencakup penganalisisan upacara Bersih Desa Arjowilangun dengan menggunakan hermeneutika interkultural untuk memahami cara pandang dunia mereka dan pengkonstruksian teologi hibrida liberatif.
Sebagaimana ada tiga pertanyaan penelitian dalam studi ini, studi ini juga menghasilkan tiga penemuan utama. Yang pertama adalah bahwa budaya hibrida orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun telah terbentuk sejak lama ketika budaya lokal bertemu dengan budaya-budaya lain. Proses hibridisasi ini berlanjut
hingga masa kini. Proses tersebut melibatkan konflik dan negosiasi. Budaya hibrida orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun dapat dilacak melalui artefak, praktek hidup dan orang-orangnya. Kedua, budaya hybrid orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun ini mempengaruhi cara pandang dunia mereka. Cara pandang dunia mereka merupakan hasil hibridisasi berbagai budaya dan agama. Salah satu yang tampak adalah bahwa mereka berpandangan bahwa 'pribadi' itu ada bukan hanya dalam diri manusia tetapi juga dalam hal-hal lain. Mereka berpandangan bahwa Tuhan, Bunda Maria, orang kudus Katolik, malaikat, danyang, benda-benda sakral, roh-roh sebagai pribadi-pribadi yang bukan manusia, yang mempunyai hubungan khusus dengan mereka bahkan mempengaruhi hidup mereka. Hal ini tentu saja menjadi fondasi bagaimana mereka menghayati iman dan menjalankan hidup mereka. Suatu teologi yang tepat bagi orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun Malang Selatan tentulah memperhatikan semua aspek hidup mereka. Dari studi ini disimpulkan bahwa teologi hibrida merupakan teologi yang cocok untuk mereka. Teologi ini merangkul semua aspek bagaimana mereka hidup dalam realita historis, multi-agama dan budaya yang hibrida. Sebuah penemuan minor yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah bahwa orang-orang Katolik yang hidup di desa Arjowilangun memiliki memori kolektif yang unik akan masa lalu mereka. Pengalaman kekerasan massa pada tahun 1965 sungguh mempengaruhi perkembangan Gereja Katolik di desa Arjowilangun. Hal ini tentunya juga mempengaruhi bagaimana mereka menjalani hidup sehari-hari mereka dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain sebagai warga masyarakat desa Arjowilangun dan warga Gereja Katolik setempat.
Studi ini juga menawarkan teori baru (1) cara pandang dunia itu hidup; ia berkembang seturut perkembangan masyarakat yang menghidupinya. Perjumpaan budaya yang dialami oleh suatu masyarakat menyusun dan menyusun kembali cara pandang dunia mereka. Terlebih lagi, faktor sosial, politik, ekonomi, lingkungan, sejarah dan agama masyarakat mewarnai dan mewarnai kembali cara pandang dunia mereka. Cara pandang dunia tidaklah dapat digeneralisasi. Dua kelompok masyarakat yang beretnis sama bisa jadi memiliki cara pandang dunia yang berbeda karena berbagai hal. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa cara pandang dunia sifatnya unik. (2) teologi hibrida yang mencakup dialog kritis mutual antara tradisi Katolik dengan segala elemennya dan pengalaman hidup suatu kelompok manusia dengan segala elemennya dapat membantu mereka untuk memahami dan menghayati iman dan hidup mereka.
Kata kunci: memori kolektif, budaya hibrida, teologi hibrida, Katolik dan desa Arjowilangun
Ketersediaan
A33506-C1 | A33506 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
Dissertation Presented as Partial Fulfillment for the Requirement to obtain the Doctoral Degree in Inter-religious Studies
|
---|---|
No. Panggil |
A33506
|
Penerbit | Indonesian Consortium For Religious Studies : Yogyakarta., 2017 |
Deskripsi Fisik |
318 p., 29,3 cm
|
Bahasa |
Inggris
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
Carmel, III No.60/D/6
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain