Kita berhadapan dengan fakta keberadaan dan kegiatan aneka kelompok, gerakan, perkumpulan dan organisasi katolik. Sudahkah kita mengadakan refleksi secukupnya mengenai fakta ini? Bagaimanakah sikap, penilaian dan kesimpulan kita?
Apakah di zaman "primordialisme dan sektarianisme" ini perkumpulan katolik masih aktual? Apakah tidak lebih baik membaur saja dengan masyarakat dan masuk perkumpulan nonkatolik? Jawaban dapat dibaca dalam buku kecil ini.
Gereja kita tidak miskin akan kelompok-kelompok. Di samping Pemuda Katolik, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Ikatan Sarjana Katolik, Wanita Katolik Republik Indonesia, terdapat banyak "wadah" lain dengan aneka sebutan, organisasi, kelompok, gerakan, persekutuan dan sebagainya, Sebagian cukup lestari, sebagian lagi menjamur secara musiman dan pendek usia. Konstatasi adanya wadah-wadah itu tidak cukup, bahkan "hanya" melibatkan diri dengan menjadi anggota salah satu wadah itu belum cukup, diperlukan juga refleksi mengenai eksistensinya, fungsi dan maknanya, agar dapat berperan dengan sewajarnya dalam konteks keseluruhan pastoral umat, misalnya sebagai wadah kerasulan awam.
Buku ini dimaksud sebagai sumbangan kecil untuk refleksi demikian itu dengan harapan tidak hanya agar umat katolik yang jumlahnya sangat kecil jangan makin dipecah-belah menjadi kelompok-kelompok yang jalan sendiri-sendiri, melainkan sadar akan panggilannya untuk berpartisipasi dalam perutusan Gereja, tidak hanya secara individual, melainkan juga dalam gerakan, perkumpulan atau organisasi katolik, bergerak maju bersama sesuai dengan peranan khas masing-masing.