Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Makna Gunungan Wayang Kulit Purwa Menurut Orang Jawa (Tinjauan Filosofis Antropologis)
Gunungan wayang kulit purwa merupakan unsur penting dalam pergelaran wayang kulit purwa. Gunungan adalah bagian dari wayang kulit yang bentuknya menyerupai gunung. Gunungan menjadi tanda pergantian dalam pergelaran wayang kulit purwa sekaligus gambaran proses kehidupan manusia. skripsi ini hendak membahas makna simbolisme gunungan wayang kulit purwa bagi orang Jawa. Fokus skripsi ini ialah menggali makna yang terkandung di dalam gunungan wayang kulit purwa baik dalam pergelaran wayang kulit purwa maupun dalam kehidupan orang Jawa. Metodologi yang digunakan adalah kepustakaan dan didukung dengan wawancara. Kepustakaan dalam tulisan ini memiliki preferensi metode simakan simbolisme Ernst Cassirer dan buku-buku filosofis tentang wayang serta budaya Jawa. Pertama, wayang kulit purwa merupakan simbolisme bagi orang Jawa. wayang adalah narasi, sastra, dan cerita. Manusia Jawa menyimbolkan kehidupan mereka ke dalam wayang. Menyaksikan wayang berarti memandang kehidupan orang Jawa. Kedua, gunungan wajib ada di dalam pergelaran wayang kulit purwa. Gunungan identik dengan gunung sehingga menggambarkan tata semesta. Unsur-unsur dalam gunungan menunjukkan kedekatan orang Jawa dengan Sang Pencipta dan alam. Analisis skripsi ini sampai pada suatu relasi antara gunungan dengan orang Jawa yang ditinjau dari sudut pandang filosofis dan antropologis. Secara filosofis, gunungan menjadi ungkapan persatuan manusia dengan Tuhan (manunggaling kawula Gusti). Gunungan sebagai simbol kayon (pohon kehidupan) memberi kehidupan bagi makhluk hidup. Gunungan mengandung konsep trilogi terungkap dalam penancapan gunungan (pathet nem, pathet sanga, pathet manyura). Itulah gambaran siklus kehidupan manusia (anak-dewasa-tua). Gunungan adalah panca dharma bagi kehidupan orang Jawa dan juga memberi pendidikan moral serta spiritual bagi orang Jawa. Secara antropologis, gunungan mengandung makna relasi. Relasi antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, manusia dengan sesama, dan manusia dengan dirinya sendiri. Relasi ini mengantar manusia untuk senantiasa mengarahkan hati kepada Tuhan (sursum corda). Gunungan menjadi lambang alam sekaligus tujuan kehidupan manusia untuk mencapai kebaikan bersama. Relasi gunungan dengan orang Jawa tidak terpisahkan. Gunungan menjadi identitas khas milik orang Jawa.
KEWORDS: gunungan, wayang, simbolisme, relasi, kehidupan.
Ketersediaan
I33023-C1 | I33023 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan Program Strata 1 Filsafat Keilahian
|
---|---|
No. Panggil |
I33023
|
Penerbit | Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana : Malang., 2020 |
Deskripsi Fisik |
127 p., 125 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
Carmel, III No.60/219
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain