Buku ini menguraikan sejarah Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus di Belanda, Indonesia, dan Kenya selama tiga puluh lima tahun terakhir. Kurun waktu tersebut ditandai dengan banyak perubahan dan pengalihan tugas serta tanggung jawab kepada para frater Indonesia. Uraian ini berfokus secara khusus pada tiga tiang penopang kongregasi, yaitu karya, hidup berkomunitas, dan hidup religius para frater.
Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus (yang di Belanda dikenal sebagai Fraters van Utrecht) menangani karya pendidikan. Kongregasi itu didirikan di Belanda pada tahun 1873 oleh Mgr. Anreas Schaepman, Uskup Agung Utrecht. Sesudah permulaan yang sulit , mereka berkembang menjadi kongregasi yang berhasil. Di Belanda Utara tarekat ini menangani banyak sekolah dan asrama putra (buruh) Katolik. Pada tahun 1928 para Frater Bunda Hati Kudus mulai menetap di Indonesia. Sesudah Perang Dunia II biara dan karya di Indonesia berkembang menjadi bagian yang mandiri dan terus bertumbuh. Pada tahun 1958 Kongregasi BHK mulai dengan karya misi yang kedua di Kenya, di mana mereka aktif sampai saat ini.
Seperti semua kongregasi di Belanda, sejak pertengahan tahun enam puluhan Kongregasi BHK mengalami banyak perubahan. Lagi pula sesudah tahun 1970, di Belanda tidak ada calon baru lagi. Lama kelamaan Frater BHK mulai mengundurkan diri dari karya mereka di Belanda dan kenya. Jumlah mereka di belanda menjadi semakin kecil dan umur rata-rata bertambah. Sementara itu di Indonesia bertumbuh dan berkembang dengan baik. Tidak dapat diragukan lagi bahwa hari depan Kongregasi BHK ada di tangan para frater Indonesia.