Menjelang penyerangan ke Irak oleh tentara Koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Pdt. DR. Petrus Octavianus dipimpin Tuhan untuk mengirimkan surat (5 Februari 2003) kepada Presiden George W. Bush untuk mengurungkan niatnya menyerang Irak.
Pola pikiran Bapak Octavianus adalah pengertian "mengusir lalat dari kuenya, kemudian memukulnya di luar agar tidak merusakkan kue itu". Kalau Presiden Bush ingin memukul Presiden Saddam Husein (gambaran "lalat" itu) jangan dengan menyerang Irak, supaya "kuenya" (Irak dan Timur Tengah) tidak rusak. Karena perang itu akan berdampak buruk, antara lain :
1. Menghancurkan Irak, pada khususnya, dan seluruh dunia pada umumnya Yang turut menderita
2. Mengakibatkan terjadinya konflik berkepanjangan antara umat Islam dan umat Kristen di dunia, karena sebagian umat Islam melihat bahwa peperangan itu sebagai perang antara Islam dan Kristen
3. Perang akan berakibat kematian massal orang yang tidak berdosa dan akan terjadi ribuan janda dan anak yatim piatu yang menderita.
Karena, itu Bapak Octavianus memberi saran kepada Presiden G.W. Bush agar:
(1) Membatalkan rencananya menyerang Irak
(2) Mengadakan Doa Nasional seluruh Amerika Serikat, sebagai- mana dilakukan oleh Presiden Abraham Lincoln (30 April 1863)
(3) Meniru langkah Perdana Menteri Inggris (Winston Churchil) yang menyerukan Doa untuk seluruh
Inggris, ketika Inggris menghadapi ancaman Jerman dalam Perang Dunia II
(4) Kenyataan Parlemen AS mengusulkan kepada Presiden George W. Bush melaksanakan Puasa dan berdoa (Jawa Pos, 29 Maret 2003)