Setelah dua milenium mengarungi ‘air bah’ dunia, umat beriman masa kini dihadapkan pada suatu pertanyaan penting dan tak terhindarkan, ”Apakah Gereja sebagai bahtera masih dalam kondisi yang prima?” Realitas seolah-olah menunjukkan hal sebaliknya. Gereja, yang serentak bersifat ilahi dan insani, rupanya tidak selalu mampu menghayati kedua sifat itu di dalam suatu tegangan yang seimbang dan harmonis. Momen-momen kelam dan aneka kemerosotan sepanjang sejarah Kekristenan seolah-olah membenarkan gagasan tentang adanya kebocoran dalam tubuh Gereja.

Bunga rampai bertajuk Gereja: Bahtera yang Mulai Bocor? ini merupakan suatu usaha untuk merefleksikan secara teologis pelbagai kemungkinan ‘kebocoran’ yang ada dalam tubuh Gereja. Refleksi tersebut tidak hanya terarah pada penelusuran akan sejumlah hal yang diduga merupakan keretakan atau ‘kebocoran’ di dalam paguyuban dinamis umat beriman, tetapi juga tertuju pada upaya menawarkan kepada segenap anggota Gereja bagaimana agar dapat menyikapi, memaknai, serta—sejauh memungkinkan—memperbaiki apa saja yang ‘bocor’.