R enungan butir-butir Rosario dalam buku "Rosario bersama Paus Fransiskus. Doa & Novena Mother Mary Untier of Knots" berakar pada perjalanan hidup Romo Jorge Mario Bergoglio, SJ (nama Paus Fransiskus sebelum terpilih sebagai Paus).
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Provinsial Jesuit Argentina pada 1979 – yang dinilai oleh banyak kalangan sebagai sebuah 'kegagalan' – untuk waktu yang cukup lama, Romo Bergoglio seakan hidup dalam situasi 'malam gelap'. Ia baru mulai mendapatkan kekuatan baru, saat ikut berdoa Rosario bersama Paus Yohanes Paulus II [1920-2005], yang pada 26 Januari hingga 6 Februari 1985 sedang berkunjung ke beberapa negara Amerika Selatan. "Pada saat itu, saya memahami benar-benar makna kehadiran Bunda Maria yang selalu mengatakan 'jangan takut'. Sejak itu pulalah, saya mulai mendaraskan doa Rosario dengan ke-15 misterinya setiap hari," ungkap Bergoglio.
Sedangkan devosi kepada Mother Mary Untier of Knots (Bunda Maria Pengurai Simpul) mulai dijalani oleh Romo Bergoglio sejak berada di Jerman antara bulan Maret sampai akhir Desember 1986, saat mengalami periode pergulatan dan pembersihan batin mengenai makna panggilannya. Melalui devosi tersebut, akhirnya ia yakin bahwa penyerahan diri kepada Allah, seperti yang telah dijalani oleh Bunda Maria, justru menjadi sebuah kekuatan baru. "Melalui ketaatannya, Bunda Maria justru menjadi karunia bagi kita semua," ungkap Bergoglio yang pada 13 Maret 2013 terpilih sebagai Paus pengganti ke-266 dari Santo Petrus.
Buku doa ini terbit untuk mengajak belajar dari Paus Fransiskus ihwal pengolahan dan penyerahan diri yang tulus kepada kerahiman Allah yang tidak berbatas.