"Seorang pemimpin pastoral melaksanakan kepemimpinannya dengan semangat cinta kasih, kepercayaan, keprihatinan dan perhatian (concern), serta kepedulian terhadap mereka yang dipimpinnya, sehingga orang-orang tersebut akan merasa diteguhkan, diterima, dihormati, dihargai, dilibatkan, serta dibantu untuk bertumbuh menjadi manusia yang penuh."

"Kepemimpinan pastoral tidaklah dimiliki oleh satu orang atau kelompok tertentu. Setiap murid atau pengikut Kristus dan seluruh komunitas beriman dipanggil untuk melaksanakan kepemimpinan pastoral. Berkaitan dengan kepemimpinan pastoral yang efektif, hal yang paling penting bukanlah posisi apa yang dimiliki oleh seseorang, melainkan apa yang dikatakan dan dilakukannya sungguh membawa perubahan, baik bagi kualitas relasi maupun struktur-struktur dalam kehidupan Gereja dan/atau masyarakat, sehingga orang-orang yang ia sentuh lewat kepemimpinannya akan bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang utuh-penuh seperti diimpikan oleh Allah sendiri."