Apabila dapat diibaratkan, Jawa merupakan sebidang ladang harta karun yang tak ternilai harganya. Namun bukan harta yang dimaknai secara harfiah, melainkan harta yang dimaknai secara substansial sebagai warisan produk budaya. Warisan berupa karya sastra, lelagon (lagu), kata mutiara, wayang, dan dolanan bocah yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kearifan Jawa. Seiring perkembangan jaman, sebagian produk budaya Jawa itu kian lama kian tertimbun serupa harta karun. Hingga banyak pewaris tidak mengenal lagi terhadap produk budaya warisan lehuhurnya. Lantaran banyak orang tua tidak pernah mengenalkan warisan berharga dari nenek-moyangnya itu pada anak-anak sang pewaris budaya. Terlebih nilai-nilai kearifan yang terkandung di dalamnya Melalui buku ini, Anda akan diajak untuk kembali menggali produk budaya Jawa yang tertimbun jauh di balik lapisan-lapisan waktu. Selain itu, Anda akan diajak untuk kembali mendedah nilai-nilai kearifan yang tersirat pada beberapa produk budaya itu. Nilai-nilai kearifan yang layak diaplikasikan dalam upaya membangun kembali peradaban Jawa. Nilai-nilai kearifan yang dapat dijadikan bekal utama dalam hamemayu hayuning bawana dengan berdasarkan azas ke-Tuhan-an (transcendental). Dengan membaca buku yang menyajikan nilai-nilai kearifan di balik karya-karya serat (suluk) dari para pujangga (Yosodipuro II, Sunan Bonang, Sultan Agung, Pakubuwono IV, Mangkunegoro IV, Ronggowarsito III, dll); karya lelagon dari Sunan Giri dan Sunan Kalijaga; 82 kata mutiara Jawa; seni wayang; dan berbagai jenis dolanan bocah; maka cakrawala pandangan Anda tentang Jawa akan semakin terbentang luas. Alhasil, Anda pun akan semakin tangguh dan arif di dalam menyikapi kehidupan modern yang semakin kompleks ini.