Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Sejarah Dan Makna Rohani Jubah Karmel Dahulu Dan Saat Ini (Tinjauan Historis-Spiritual)
Kaum religius adalah pribadi-pribadi yang secara khusus dipanggil Yesus untuk menjadi saksi-saksi cinta kasih-Nya. Banyak dimensi dari hidup religius yang menandakan dan dijadikan sebagai sarana pengungkapan kesaksian hidup yang nyata dan otentik. Satu di antaranya adalah busana religius atau jubah yang menjadi simbol yang merepresentasikan identitas dan kekhasan panggilan dari setiap Ordo atau Serikat sebagaimana diserukan oleh KV II agar kaum berjubah memberikan kesaksian yang relevan demi perkembangan Gereja (PC 17, VC 25). Jubah yang dimaksud tentu bukan sekedar seperangkat busana yang melekat pada raga kaum berjubah melainkan nilai-nilai rohani dan keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Pembahasan mengenai Sejarah dan Makna Rohani Jubah Karmel menampilkan suatu khazanah dan pemaknaan baru tentang jubah. Sepanjang sejarah Ordo, jubah telah mengalami berbagai perubahan-perubahan bentuk corak, warna dan ornamen yang menyertainya. Namun, satu hal yang tidak hilang adalah keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam jubah yakni dimensi pertobatan yang
dilambangkan dengan tunika coklat, sikap ugahari yang disimbolkan dengan ikat pinggang, penyerahan kepada Perawan Maria dan kesetiaan kepada Yesus Kristus yang tergambar dalam skapulir coklat, kemurnian hati Bunda Maria dan Nabi Elia yang ditandakan dengan mantol putih serta keutamaan kesederhanaan yang tertuang dalam cupus yang dikenakan oleh para Karmelit.
Keutamaan-keutamaan tersebut tentu tidak cita-cita atau harapan semata, tetapi merupakan suatu tugas yang harus diwujudkan supaya nilai-nilai rohani itu relevan dan memberikan kesaksian yang nyata dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itu, penghayatan karisma dan spiritualitas Karmel secara sungguh-sungguh dan mendalam menjadi ungkapan yang otentik dan menjadi ukuran kesejatian dari Karmelit. Dengan demikian, jubah menjadi tanda kesaksian yang nyata yakni jikalau setiap Karmelit menjalin relasi yang mesra dengan Allah dalam doa merajut persaudaraan yang tanpa syarat lewat kebersamaan dan melayani dengan cinta yang tulus dalam sikap solider dan berbelarasa seturut teladan Nabi Elia dan Santa Perawan Maria.
Akhirnya, panggilan karmelit untuk mengikuti Yesus Kristus dengan hati yang murni dan hati nurani yang baik tampak dari penghayatan dan pengamalan keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam jubah dengan memegang teguh kesetiaan pada karisma dan spiritualitas Kamel.
Ketersediaan
I07459-C1 | I07459 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Strata I Filsafat Teologi
|
---|---|
No. Panggil |
I07459
|
Penerbit | Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana : Malang., 2016 |
Deskripsi Fisik |
89 p., 28 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
Carmel, III No.60/202
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain