Buku ini membunyikan sebuah alarm: Israel, dengan lobinya yang kukuh dan merasuk, mengancam (apa yang disebut-sebut sebagai) nilai-nilai Amerika yang sangat berharga - terutama kebebasan bicara, kebebasan akademis, dan komitmen terhadap hak-hak asasi manusia.
Dalam empat belas bulan saja sejak terbitnya, tanggapan khalayak terhadap buku ini sangat besar, dan sering mengharukan. Meskipun ada usaha-usaha tak resmi tetapi efektif untuk membendung penjualannya, Mereka Berani Bicara menjadi buku laris. Menurut "10 Besar" versi The Washington Post, misalnya, 52.000 eksemplar buku ini terjual habis dalam waktu sembilan minggu. Resensi-resensi di media-media massa besar bermunculan. Penulisnya telah tampil di lebih dari 70 acara radio dan televisi, sementara permintaan-permintaan masih terus mengalir.
Mengapa begitu menggemparkan? Buku ini, untuk pertama kali, secara lengkap dan meyakinkan membongkar kenyataan mengenai kukuhnya cengkeraman-jahat lobi Zionisme-Israel atas kebijaksanaan-kebijaksanaan tak-masuk-akal pemerintah AS di Timur Tengah. Pada saat yang sama, penulisnya mengungkapkan upaya-upaya penuh risiko beberapa orang dan lembaga tertentu untuk membongkar dan menggugat kenyataan ini, meskipun harus mengakibatkan teror tak berperikemanusiaan atas diri mereka. Mereka didiskreditkan, difitnah, dan karir mereka dihancurkan, bahkan juga diserang secara fisik dan tak jarang dibunuh oleh agen-agen Zionis - Isma'il Raji Al-Faruqi almarhum adalah salah seorang di antaranya.