Demokrasi itu mensyaratkan hadirnya suatu infrastruktur yang berwujud suatu model masyarakat yang disebut civil society. Civil Society adalah suatu model masyarakat yang terdiri dari warga-warga yang berketerpelajaran cukup. Demokrasi tidaklah mungkin diwujudkan dengan sepatutnya manakala para warga berketerpelajaran rendah. Maka, keterpelajaran harus ditingkatkan, kalaupun tidak lagi harus melalui pendidikan formal, tentulah melalui yang nonformal dan informal. Keterpelajaran yang meningkat akan meningkatkan sekaligus keberdayaan warga masyarakat.
Sesungguhnya keterpelajaran itu tak hanya akan ditengarai oleh penguasaan pengetahuan umum yang luas, akan tetapi juga oleh meningkatnya daya kritis. Menguasai pengetahuan umum yang luas akan berarti dikuasainya pula informasi yang akan dapat didayagunakan sebagai tolok pembanding. Demokrasi memang memerlukan hadirnya warga masyarakat yang juga warga bangsa yang berpengetahuan dan berkemampuan untuk berpikir kritis.
Maka, kalaupun buku yang tengah pembaca pegang kali ini sesungguhnya bukan buku yang hendak membicarakan demokrasi, akan tetapi sesungguh-sungguhnyalah buku ini ditulis sebagai suatu terbitan yang amat relevan dengan persoalan demokrasi. Buku ini tidak hanya merupakan petunjuk
dan ajakan untuk menulis demi keterpelajaran masyarakat ramai, akan tetapi sesungguhnya juga merupakan ajakan kepada para cerdik cendekia, peneliti dan ilmuwan (tidak Cuma yang berpredikat sarjana tertentu saja) untuk ikut memajukan tercerahkannya jalan menuju kehidupan yang lebih demokratik dari masa yang sudah-sudah. Atas dasar penilaian inilah buku yang satu ini patut dipuji kehadirannya.