Pers merupakan institusi yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam pembentukan opini publik dan efektivitas penyebarluasan informasi. Dibanding mekanisme penyebarluasan informasi lainnya, seperti seminar, lokakarya, penataran, rapat umum dan sebagainya, pers memiliki potensi menjangkau audien jauh lebih banyak dan menyebarkan informasi ke lingkup yang jauh lebih luas dalam waktu yang relatif lebih singkat. Oleh sebab itu, sangat strategis bila pers didayagunakan untuk penyebarluasan informasi produk-produk perusahaan, program-program kelembagaan, serta pemikiran-pemikiran individual kepada publik. Sekaligus, pembentukan citra publik yang positip terhadap lembaga, beserta produk-produknya.
Sayangnya, banyak eksekutif top, pejabat pemerintahan atau tokoh-tokoh publik yang kurang piawai mendayagunakan pers tersebut. Penyebabnya, di antaranya kekurangpahaman terhadap profil wartawan dan kultur serta struktur kerja pers, serta minimnya pengetahuan tentang wawancara dengan pers yang sukses.
Sukses berhubungan dengan pers memang bukan sesuatu yang bisa dicapai secara alami, melainkan suatu pengetahuan yang harus dipelajari dan ketrampilan yang harus dilatih. Buku ini mengajarkan kepada pembaca perihal strategi sukses mendayagunakan pers melalui pemberitaan, bukan melalui iklan. Kredonya, mendayagunakan pers tanpa biaya, namun sukses menyebarluaskan informasi ke publik sesuai perspektif kepentingan pribadi. Buku ini juga menjelaskan koridor-koridor hukum yang harus menjadi acuan, baik oleh pers maupun oleh sumber beritanya, guna menghindari risiko hukum yang timbul dalam pemberitaan pers. Sekaligus, mekanisme-mekanisme hukum dan kode etik jurnalistik yang bisa ditempuh untuk penyelesaian sengketa dengan pers.