Image of Kasih Terhadap Sesama Menurut Teresa Dari Avila Dan Aplikasinya Dalam Ordo Karmel (Kajian Atas Buku Puri Batin)

Text

Kasih Terhadap Sesama Menurut Teresa Dari Avila Dan Aplikasinya Dalam Ordo Karmel (Kajian Atas Buku Puri Batin)



Santa Teresia dari Avila adalah seorang tokoh besar dalam Gereja. Gereja menghormatinya sebagai Doktor dan Pujangga Gereja dalam hal hidup doa. Ia memberikan sumbangan yang cukup mendasar dalam hal hidup doa yang terwujud dalam relasi intim dengan Allah dan juga dalam relasi dengan sesama sebagai manusia. Pemikiran ini mengandaikan bahwa doa yang dihidupi oleh Teresia juga tidak lepas dari perilaku dan relasinya untuk membangun persaudaraan dengan sesama manusia yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadi perhatian bagi penulis bahwa kedalaman hidup doa yang diajarkan Teresia juga diusahakan dengan cara-cara yang manusiawi.
Sumbangan yang besar ini ditemukan dalam buku Teresia yang berjudul Puri Batin. Buku Puri Batin yang ditulis oleh Teresia sendiri atas permintaan para susternya, ingin mengajarkan bagaimana berdoa atau berelasi dengan Allah. Kesan pertama ketika seseorang membaca buku Puri Batin adalah buku ini semata-mata berbicara tentang bagaimana seseorang maju dalam hidup doa dan bagaimana seseorang mencapai persatuan dengan yang ilahi. Tidak jarang pula ada orang yang memiliki kesimpulan bahwa buku Puri Batin adalah buku yang sulit dipahami, berat, dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengertinya, sehingga beberapa orang hanya mengagumi saja buku Puri Batin sebagai kekayaan Gereja dan meninggalkannya tanpa berusaha membaca atau mengerti isi buku tersebut lebih lanjut.
Teresia menulis buku Puri Batin dari pengalaman dan pergulatannya dalam berelasi dengan Allah. Salah satu hal yang kiranya menjadi penekanan bagi Teresia dalam ajaran-ajarannya adalah bahwa doa merupakan sebuah relasi. Tentu saja relasi manusia dengan Allah. Meskipun relasi yang dimaksud berkaitan dengan sesuatu yang ilahi, namun Teresia menggambarkannya sebagai relasi yang manusiawi, seperti antara hamba dengan rajanya, anak dengan bapanya, dan relasi dengan sahabat-sahabat. Permenungan ini lahir dari pengalaman Teresia ketika bergaul dengan teman-teman suster di komunitasnya, dengan para puteri dan raja yang dikenalnya, serta dengan Allah sendiri dari pengalaman hidup doanya, sehingga tepatlah kalau para suster yang lain datang kepadanya dan meminta Teresia untuk mengajar mereka bagaimana berdoa.
Dengan demikian, penulis menganggap dimensi relasi dengan sesama ini menjadi suatu pokok yang cukup penting untuk diperhatikan oleh mereka yang ingin maju dalam hidup doa, seperti diajarkan Teresia. Adanya dimensi relasi dengan sesama dalam buku Puri Batin, menunjukkan bahwa buku ini bukan buku yang ada di awang-awang atau pada level surgawi semata, melainkan buku yang berisi pengalaman hidup doa yang sungguh manusiawi. Pengalaman hidup doa yang bersentuhan dengan realitas kehidupan manusia.
Teresia adalah seorang suster yang memilih bentuk hidup kontemplatif yang tergabung dalam persaudaraan Ordo Karmel, maka dalam aplikasinya penulis mencoba melihat kaitan antara ajaran Teresia tentang kasih terhadap sesama dengan cara hidup dan pelayanan nyata Ordo Karmel Indonesia. Tulisan-tulisan Teresia banyak menginspirasi Gereja berkaitan dengan hidup doa. Kiranya melalui tesis ini, tulisan-tulisan Teresia juga mampu menginspirasi hidup persaudaraan dan bagaimana hidup bersama, baik dalam persaudaraan Karmel maupun dalam hidup bermasyarakat
bersama dengan yang lain.
Perjalanan menuju persatuan dengan Allah dalam buku Puri Batin bukan semata-mata untuk mencari kesucian diri, tetapi merupakan perjalanan mencari dan melaksanakan kehendak Allah. Persatuan dengan Allah tidak semata-mata diperoleh dengan duduk bersila, meditasi, dan berdoa tanpa sedikit pun ada gangguan. Memang dari perjalanan memasuki jiwa atau puri yang digambarkan oleh Teresia seolah-olah seseorang sibuk dengan dirinya sendiri dalam keheningan dan doa. Namun, dalam setiap kesempatan Teresia selalu menekankan bahwa persatuan yang dimaksud adalah persatuan dengan kehendak Allah. Kehendak Allah untuk saling mengasihi itulah yang membawa seseorang sampai pada persatuan dengan Allah. Singkatnya, dengan saling mengasihi seseorang sudah melaksanakan kehendak Allah dan dengan sendirinya ia mencapai persatuan dengan Allah karena kehendaknya selaras dengan kehendak Allah sendiri.
Hal cinta terhadap sesama dan persatuan dengan kehendak Allah inilah yang ditawarkan Teresia ketika membahas tema persatuan dengan Allah. Tema perjalanan persatuan yang banyak menginspirasikan perjalanan hidup doa, rupanya merupakan tema yang sangat manusiawi. Artinya, relasi dengan Allah tidak dapat dilepaskan dari relasi dengan sesama, kasih kepada Allah menjadi nyata dalam kasih kepada sesama. Persatuan dengan Allah menjadi mungkin, karena Allah tinggal bersama manusia dan berkarya dalam diri orang-orang yang berbuat sesuai kehendak-Nya.
Teresia mengajak para susternya dan semua orang yang membaca tulisannya untuk belajar mengasihi seperti Kristus telah mengasihi. Kasih yang diberikan Kristus kepada sesama (manusia) adalah kasih yang tidak setengah-setengah, tetapi kasih yang total yang sesuai dengan kehendak Bapa. Kristus telah memberikan seluruh kasih-Nya, seluruh diri-Nya, bahkan nyawa-Nya demi keselamatan manusia. Walaupun sebagai balasan kasih-Nya, Yesus hanya menerima fitnah, pengkhianatan, dan penolakan, kasih Allah kepada manusia tetap selamanya dan tidak pernah menjadi dingin. Maka, belajar dari Salib Kristus ini, Teresia mengajak para susternya dan semua orang yang membaca tulisannya untuk meneladan kasih Allah dengan melakukan hal-hal yang kecil untuk membantu sesama. Bahkan ketika kasih yang diberikan kepada sesama hanya mendatangkan fitnah dan penolakan, seseorang diminta untuk tetap memberikan kasih. Persatuan dengan kehendak Allah semacam inilah yang ditawarkan Teresia melalui buku Puri Batin.


Ketersediaan

I01779-C1I01779My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
Tesis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Magister Humaniora
No. Panggil
I01779
Penerbit Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana : Malang.,
Deskripsi Fisik
100 p., 27,5 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Carmel, III No.60/T/72
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini