Dengan bangkit Jesus menjadi yang sulung antara saudara-Nya (Rom 8,29) dan membuka jalan bagi mereka dan semua orang beriman untuk mencapai yang paling istimewa dan paling mulia, yaitu kebahagiaan abadi. Maka, salib dengan segala segi hinanya menjadi peristiwa paling mulia yang dapat kita banggakan. Sampai kini salib tetap dianggap kebodohan bagi orang yang anggap diri pandai. Tetapi, akhirnya mereka pun terpaksa harus mengakui tiada yang lain, yang sanggup memberi arti kepada penderitaan serta maut.
Berkat saliblah iman Kristiani berarti pada dunia ini. Memang, salib dikesampingkan oleh orang yang mengejar power, wealth and wellness. Namun, salib inti pokok iman Kristiani. Salib yang ditentang ini mengungkapkan secara definitif paradoks manusia. Dengan bersatu bersama Jesus Yang disalib, terbukalah jalan bagi semua orang mengamalkan kemanusiaan secara manusiawi dalam dunia yang sering tidak manusiawi itu.