Politikus mengucapkan janji-janji ketika berkampanye; seorang biarawan/biarawati mengucapkan janji kepada Allah; sepasang suami istri saling mengucapkan janji setia sehidup semati. Berjanji tidak membutuhkan energi yang berlebihan untuk mengucapkannya; orang demikian mudah mengucapkan janji, tetapi demikian mudah juga mengingkarinya. Kalau demikian, masihkah janji mempunyai nilai? Masihkah orang berani berjanji mengingat apa yang terjadi di masa depan belum diketahui? seandainya BERJANJI tetap mempunyai nilai, apakah ada pendasaran mendalam yang membuat orang Kristiani berani mengucapkan janji?
Timothy Radcliffe akan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Buku ini akan menguraikan mengapa JANJI tokoh tetap harus dibuat, biarpun masyarakat semakin tidak percaya kepada janji-janji.