Lima Ulama Tradisionalis; KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syansuri, KH. Ali Ma'shum dan KH. Achmad Siddiq, adalah para pemimpin struktural puncak NU, Tidak diragukan lagi mereka adalah figur-figur yang paling menghayati NU dengan seluruh interaksinya terhadap Islam, kebangsaan dan kemanusiaan. KH. Hasyim Asy'ari yang memperoleh otoritas istimewa sebagai Rais Akbar NU, membawakan keluhuran derajat kompetensi ilmu keagamaan sangat tinggi ke dalam tubuh NU. KH. Wahab Hasbullah selaku Rais'Am Pertama, gigih mempertahankan pluralitas partai politik sebagai unsur utama bagi proses demokratisasi kita. KH. Bisri Syansuri sebagai Rais'Am, kedua, konsens membela hukum agama di hadapan proses modernisasi yang sering berbentuk pembaratan (westernisasi) yang sekuler. Bahkan beliau juga mengembangkan sikap fleksibelitas terhadap proses tersebut, dengan tetap memelihara esensi hukum agama. KH. Ali Ma'shum yang terpilih sebagai Rais'Am ketiga, melanjutkan dialog antara hukum agama dan proses modernisasi itu dengan memperdalam cakrawala filosofis para Ulama NU, dan KH. Achmad Siddiq yang memperoleh giliran menjadi Rais 'Am keempat, memantapkan kontinuitas misi yang dibawakan NU di masa lampau itu dengan sumbangan rumusan spiritualitas dan humanitas yang menyejukkan. Karena berbagai buah pikiran cemerlang mereka, betapa pun masih "berserakan", sudah sepantasnya jika mereka menjadi suri teladan sepanjang masa, apa lagi bagi warga NU.