Antropologi budaya melihat masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk, pluriform. Sekurang-kurangnya terdapat empat mentalitas dasar yang mewarnai pluriformitas kebudayaan Indonesia. Tampil ke depan pelbagai ragam ciri kepribadian Indonesia. Tampil ke depan pelbagai ragam ciri kepribadian Indonesia yang berasal dari latar belakang kebudayaan kaum peramu, kaum petani ladang, kaum petani sawah, dan kaum pedagang pesisir. Berhadapan dengan kenyataan kultural ini, maka timbul permasalahan bagaimana kepribadian Indonesia modern dirumuskan sesuai dengan politik kebudayaan nasional yang berasaskan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan bantuan metode refleksi diri secara kultural (Cultural self-reflection), pengarang, seorang ahli antropologi dan peneliti kebudayaan Indonesia, memberikan gambaran yang menarik tentang kepribadian Indonesia modern. Manusia Indonesia dilihat sebagai suatu proses humanisasi yang berlangsung dalam sejarah perkembangan masing-masing mentalitas dari dahulu sampai sekarang.
Kepribadian Indonesia merupakan penggabungan yang kompleks dari mentalitas-mentalitas yang saling berintegrasi dan mengalami benturan modernisasi. Itulah gambaran kepribadian yang dinamis, dalam mewujudkan martabatnya sebagai manusia. Metode refleksi-diri secara kultural juga bisa diterapkan dalam penghayatan agama “universal”, yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pandangan hidup asli. Dari sana para pembaca dapat memahami hakikat kepribadian Indonesia modern.
Buku ini tentu saja sangat penting bagi mahasiswa ilmu-ilmu sosial dalam rangka penelitian antropologi budaya. Selain itu, para petugas di bidang keagamaan, budayawan, mahasiswa teologi dan filsafat yang ingin memahami hakikat manusia Indonesia modern dapat pula memanfaatkan buku ini.