Image of Dari Ladang Sampai Kabinet: Menggugat Nasib Petani

Text

Dari Ladang Sampai Kabinet: Menggugat Nasib Petani



Para petani (gurem) kita rasanya termasuk kelompok yang berkubang dalam “kemiskinan alamiah” sekaligus “kemiskinan struktural”. Mereka terpojok akibat distribusi dan pengelolaan sumber daya alam yang tidak bisa mendukung kehidupannya. Karenanya, sekaligus juga tersisih dari proses pembangunan sehingga hanya sedikit menerima pembagian kue pembangunan tersebut. Bahkan ada yang nyaris tak menerima bagian sama sekali.
Memang tidak salah, dan tidak ada yang bisa disalahkan. Selera, bisnis dan patriotisme sering bersimpang jalan. Kegemaran mengkonsumsi buah impor pun tidak serta-merta muncul pada diri seseorang. Bisa jadi itu merupakan "pelarian" setelah sekian kali dikecewakan. Ada yang bilang, membeli mangga arumanis Probolinggo pada 10 tempat rasanya pun 10 macam. Membeli langsat di Singosari ternyata rasanya bermacam-macam, tidak semua sesuai dengan rasa yang dicicipi saat akan membeli. Ada yang manis, ada yang setengah manis, bahkan ada yang masam. Semuanya tencampur dalam satu tas kresek berisi lima kilogram. Artinya pedagang yang bensangkutan sudah kurang jujur kepada pembeli.
Membaca keseluruhan buku Menggugat Nasib Petani ini, terasa betapa perjalanan bangsa kita masih akan sangat jauh. Bukan hanya kalau dibandingkan dengan Eropa, AS dan Jepang; melainkan juga Malaysia, Thailand, bahkan juga Vietnam.


Ketersediaan

I06313-C1I06313My LibraryTersedia
I06313-C2I06313My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I06313
Penerbit Kompas Media Nusantara PT. : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
14 x 21 cm / 300 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9797091724
Klasifikasi
338.18 / NOE / d
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini