Dalam kehidupan yang hakiki, kebijakan lebih penting daripada kepandaian. Tanpa kebijakan berarti kepandaian bagai mobil dengan akselerator tapi tanpa stir. Keberanian atau kebijakan menulis buku teks kebijaksanaan, apakah ini sikap yang tidak sopan?
Buku ini bukan diskusi kebijakan, tapi presentasi 'piranti pikiran'. Panduan, dan prinsip pemakaian buku ini terserah Anda. Jika Anda lebih suka menunggu saja, sampai rambut ubanan, hanya sekedar berharap buku ini otomatis mengutarakan kebijakan, maka tunggulah!
Kebijakan merupakan seni di mana persepsi mengukur pengalaman untuk membentuk norma kehidupan. Kepandaian bagaikan dapat memasak hidangan makan malam. Kebijaksanaan bagaikan meracik hidangan yang diinginkan dari ramuan yang telah siap saji. Kebijaksanaan ditentukan dalam rasa percaya diri daripada kesombongan, terus terbuka pada kekuatan kemungkinan baru dan cara menepis halangan antara 'sekarang dan esok'. Artinya, menerima kenyataan bahwa orang lain punya pandangan berbeda. Jadi tatanan nilai dan emosi memandu hidup kita tanpa merasa diperbudak. Kreativitas, seperti humor, tergantung pada menjalin koneksi yang tak terduga (sering terjadi dalam peristiwa masa lalu). Jadi langkah pertama untuk bijaksana adalah dapat tertawa.
Selama ini, kita telah diracuni metode pemikiran tradisional yang digambarkan tokoh tiga serangkai (Socrates, Plato, dan Aristotle). Berhubung metode yang sangat berguna ini terlalu kasar, menghakimi, dan kurang kreatif yang konstruktif untuk mensikapi dunia yang kompleks dan terus berubah. Metode semacam itu memeras kompleknya persepsi menjadi keputusan. Otak mendambakan dan berharap agar kita mengerjakannya dengan baik. Beberapa penulis mengutip buah pikiran Bono untuk memperjelas atau menyederhanakan gagasan dan mengarahkan pikiran pembaca mengalir dengan lancar dan segar. Dengan kekayaan pengalaman mengajar pikiran (dari anak-anak hingga meraih nobel), Edward de Bono lebih tepat daripada orang lain untuk menulis buku teks mungil ini!