Teologi pluralis multikultural bertujuan membangun interaksi intern umat beragama dan antarumat beragama, yang tidak hanya dapat berkoeksistensi secara harmonis dan damai, tetapi juga bersedia aktif dan proaktif dalam menyelesaikan masalah-masalah bersama dengan etika kemanusiaan. Mulai dari persoalan konflik di Maluku, peristiwa 11 September 2001, hingga pro dan kontra mengucapkan selamat hari raya umat beragama lain.
Ditulis oleh seorang intelektual yang mendalami sejarah Islam dan politik, buku ini patut dibaca mereka yang mencari pengertian keislaman yang di satu pihak setia pada dasar-dasar Islam, di lain pihak mampu menanggapi tantangan-tantangan dunia pluralis yang semakin terglobalisasi. Tidak terbatas pada ulama, teolog dan intelektual Islam, melainkan termasuk teolog dan pemikir agama lain.