Image of Hamba Yang Tidak Berbelas Kasih (Eksegese Dan Refleksi Teologi Atas Mat 18:21

Text

Hamba Yang Tidak Berbelas Kasih (Eksegese Dan Refleksi Teologi Atas Mat 18:21



Manusia adalah makhluk yang rapuh. Mudah sakit hati dan terluka. Hidup bersama dengan orang lain seringkali mendatangkan luka batin atau sakit hati yang begitu mendalam. Tak jarang pengalaman tersakiti disimpan dalam hati dan terkubur begitu lama hingga menimbulkan dendam. Situasi demikian membuat manusia kehilangan kesempatan mengalami kebahagiaan dan tak mampu membangun kerajaan Allah di dunia. Semua itu terjadi melulu karena banyak orang tidak belajar mengampuni mulai dari hal yang paling sederhana.
Mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali merupakan cara yang ditawarkan Yesus untuk memulihkan kehidupan manusia. Ketika Yesus mengajarkan bahwa para pengikut-Nya harus mengampuni sesamanya, itu karena Dia telah mengampuni manusia apapun kesalahan dan dosanya. Maka agar pengampunan yang diberikan Bapa mampu memulihkan, membangun dan memperbaiki apa yang rusak akibat luka, sakit hati dan dendam; orang-orang beriman harus berjuang mewujudkan pengampunan di dunia. Alasan paling mendasar mengapa manusia harus mengampuni sesamanya adalah karena telah menerima anugerah pengampunan dari Allah berkat Yesus Kristus. Yesus telah menunjukkan pengampunan-Nya bukan hanya dengan ajaran tetapi terlebih melalui perbuatan-Nya yang datang untuk memanggil orang berdosa, hingga akhirnya rela disalibkan sebagai tebusan bagi banyak dosa. Pengampunan kepada sesama sesungguhnya mengalir dari pengampunan kepada sesama menjadi prasyarat untuk mengalami pengampunan yang diterima dari Allah. Demikian pula sebaliknya, pengampunan kepada sesama menjadi prasyarat untuk mengalami pengampunan Allah. Oleh karena itu, Allah dapat mengambil kembali anugerah belas kasih dan pengampunan itu jika para pengikut-Nya tidak berupaya membagikan dan mewujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari apa yang diterimanya dari Allah.
Oleh karena itu, eksegese dan refleksi teologis Mat 18:21-35 memberi sebuah kesadaran bahwa pengampunan merupakan anugerah dan sekaligus tanggung jawab. Kesadaran bahwa semua manusia berdosa harusnya memaksa setiap orang untuk mengampuni sesamanya. Penulisan tesis ini buka sekedar memberi pengetahuan kognitif, melainkan hendak menggugah semua orang untuk mengerti betapa pentingnya tugas mengampuni itu dalam penghayatan hidup beriman. Topik yang dibahas dalam tesis ini diharapkan menggerakkan hati dan memberi keteguhan untuk mewujudkan apa yang ditawarkan oleh penginjil dalam hidup kita setiap hari.


Ketersediaan

I32751-C1I32751My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Magister Filsafat
No. Panggil
I32751
Penerbit Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana : Malang.,
Deskripsi Fisik
137 p., 28 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
Carmel, III No.60/T/71
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini