Cinta dan seks. Dua hal yang selalu melahirkan fantasi dan imaji: kata bisa membujuk, raut bisa merayuk, pikiran bisa meliuk dan menekuk. Keliaran, menjadi pesona yang selalu diproduksi untuk mencari makna-makna. Keganjilan dirayakan sebagai pesta pesona keindahan yang selalu baru dan baru. Tapi, semua itu tak mampu mengungkap segala rahasianya. Karena, memang, ia tak berbatas. Di tangan Agus Noor, seperti terlihat dalam buku ini, seks dan cinta jadi obyek imaji: ada keindahan, dan sekaligus juga keseraman. Kita dibuatnya terperangah. Birahi dan fantasi, mimpi dan melankoli, diungkapkannya melalui penceritaan yang terasa sensual, bahkan seksi.
Medan kisah-kisah yang aneh dan malah tak wajar, ia tampilkan sebagai bentuk pengungkapan rahasia dan ketakberbatasan. Bukan menuju titik kesempurnaan, tapi meneguhkan, bahwa dunia keduanya adalah dunia cakrawala. Melalui bukunya yang keempat ini, Agus Noor terasa lebih bergairah dalam mengembangkan imajinasinya. Ia, terasa lebih jauh menjelajah, setelah bukunya yang terdahulu, Selingkuh itu Indah, yang juga diterbitkan oleh Galang Press.