Detail Cantuman
Pencarian SpesifikText
Imajinasi Kreatif Sufisme Ibn 'Arabî
Ibn 'Arabî merupakan tokoh tasawuf yang fenomenal dalam sejarah peradaban Islam. Pemikiran-pemikiran spiritualis kelahiran Spanyol ini sering kali menghentak-hentak kesadaran dan kemapanan. Terlebih tema-tema yang diusung menyangkut hakikat dan makna hidup, yang juga menjadi perhatian dan problem manusia dari zaman ke zaman, yang tak pernah henti. Tema dan analisis mendasar, aktual, langgeng, dan menggairahkan bagi manusia ini, disebabkan oleh kompleksnya makna dan hakikat, bukan hanya sebatas, misalnya, bagaimana memahami "kemahamutlakan Tuhan", lebih dari itu, implikasinya bagi manusia atas pemaknaan dan pemahamannya tersebut. Akibat rumitnya tema ini maka sering kali terjadi "benturan-benturan" antar pemikiran yang disebabkan oleh perbedaan cara pandang dan cara bidiknya.
Dalam peradaban dunia sufisme, benturan-benturan inilah yang memunculkan kelompok mayoritas dan minoritas. Bila kelompok mayoritas, yang menjadi mainstream adalah al-Ghazali, maka salah satu kelompok minoritasnya adalah Ibn 'Arabî. Sebagaimana kita tahu, corak pemikiran al-Ghazali sangat mewarnai (dominan), khususnya di dunia belahan Timur. Karya-karya al-Ghazali bertebaran dan menjadi rujukan utama bagi mayoritas umat Islam. Realitas ini menunjukkan dominasi kaum Sunni, yang orientasi fiqh dan kalamnya kuat. Sebaliknya, realitas yang kontras menimpa kelompok minoritas, seperti Ibn 'Arabî. Penyebab terpinggirkannya pemikiran dan ajaran Ibn 'Arabî, adalah terbatasnya para pengikut dan literatur yang tersebar, karakteristik bahasa agama yang berbenturan dengan bahasa budaya manusia, dan perspektif yang digunakan, yakni perpaduan tradisi tasawuf-falsafi . Dengan perspektif ini, pemikiran Ibn 'Arabî penuh dengan daya pesona sekaligus memiliki daya sengat kritisisme karena kajiannya masuk pada wilayah mendasar, filsafat, dan agama, yakni bidang metafisis-ontologis. Melakukan eksplorasi secara kontemplatif dan rasional demonstratif, tentang hakikat keberadaan Tuhan dan alam raya, dan bagaimana manusia harus memahami dan mendayung di antara keduanya.
Perspektif yang melahirkan pemikiran liberal inilah yang dikhawatirkan (terutama)oleh ahli fiqh dan kalam akan menggoncangkan iman umat. "Perseteruan" ini yang menyebabkan lawan-lawannya memberikan "status" murtad kepada Ibn 'Arabî. Di sisi lain, dengan melihat kecerdikan dan keunikan cara bernalar, Ibn 'Arabî telah menjadi ikon tersendiri bagi generasi yang gandrung kreatifitas, kebebasan, dan kemerdekaan. Kelompok inilah yang memposisikan Ibn 'Arabî sebagai syaikhul akbar. Buku ini mengenalkan pemikiran Ibn 'Arabî secara kritis dan kontekstual. Meskipun kita menyadari bahwa kebenaran absolut Ibn 'Arabî ada pada dirinya sendiri, namun melalui kajian dan dialog dalam buku ini semoga dapat membuka cakrawala, meneguhkan spiritualitas, dan menguatkan kesadaran pluralitas umat.
Ketersediaan
I24450-C1 | I24450 | My Library | Tersedia |
Informasi Detail
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
I24450
|
Penerbit | LKiS : Yogyakarta., 2002 |
Deskripsi Fisik |
14,5 x 21 cm / 535 pg
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9799492645
|
Klasifikasi |
297.4 / COR / i
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subjek | |
Info Detail Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain