Image of Mencari Sarang Angin

Text

Mencari Sarang Angin



“Seseorang tidak selalu harus wani ngalah luhur wekasane (berani ngalah bahagia pada akhirnya) seperti yang menjadi panutan orang Jawa... ajaran hidup yang banyak didendangkan para abdi, para petani, juga para bangsawan, dan dianjurkan oleh para guru kepada murid-muridnya. Berbantah, melawan... itu suatu kekuatan jasmani yang perlu dimiliki seseorang dalam mempertahankan atau memperebutkan kedudukannya,” kata Beatrix ketika Darwan berpamitan kepadanya.
Darwan memilih pergi, ketika dirinya dituduh demen dengan Kundarti yang adalah selir kanjeng Rama ayahnya. Meski beatrix, teman dekatnya yang berdarah Belanda itu sangat tak setuju. Pasalnya, Kundarti dalam cerita bersambung Darwan Prahara Ing Surakarta di surat kabar Dagblad Expres adalah perempuan keturunan feodal kental dan punya gagasan kerakyatan yang hebat. Bukan Kundarti yang ada di rumahnya. Darwan hanya meminjam nama.
Tapi, sejatinya Darwan memang ingin terbang ditiup angin lebih tinggi lagi. Darwan mau kehidupan lain dari kehidupan saudara-saudaranya yang masih mengandalkan warisan kekayaan dan keturunan bangsawan Surakarta Hadiningrat. Meski kepergiannya itu dicebil dengan istilah ‘Nggoleki susuhe angin’ alias ‘mencari sarang angin’. Mencari hikmah dari misteri kehidupan, dan yang diperoleh juga tetap misteri... Tidak pandang bulu keturunan ningrat atau bukan!


Ketersediaan

I20936-C1I20936My LibraryTersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
I20936
Penerbit Grasindo PT. : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
14 x 20 cm / 726 pg
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9797590119
Klasifikasi
808.83 / BRA / m
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaDetail XMLKutip ini