TRAGEDI terbesar dari cerita rakyat asal Tiongkok, San Pek Eng Tay, bukanlah tragedi percintaan antara San Pek dan Eng Tay, seperti yang banyak kita kenal lewat berbagai saduran, baik dalam bentuk buku maupun pementasan (drama, ketoprak, lenong, dan sebagainya). Tragedi terbesar San Pek Eng Tay, justru terletak pada pemutarbalikan citra seperti itu. Makna terdalam yang terkandung dalam cerita itu sebenarnya mengisahkan romantika emansipasi seorang perempuan yang dengan gigih memperjuangkan hak-hak dan kewajibannya. Dan bukannya sekedar kisah cinta "cengeng" seperti versi San Pek Eng Tay yang kini banyak beredar, yang bertujuan untuk melanggengkan dominasi dan feodalisme kaum lelaki.
Saduran San Pek Eng Tay, oleh OKT (Oey Kim Tiang)dan ASA (Achmad Setiawan Abadi) ini berusaha meluruskan citra yang telah dilencengkan itu.