Injil Lukas dibaca dalam lingkaran Tahun C. Lukas sangat tertarik pada kisah kanak-kanak, khotbah-khotbah Yesus, dan kisah penampakan pasca kebangkitan yang ditampilkan dengan kepiawaian seorang sastrawan besar yang berhasil menumbuhkan sebuah emosi religius. Injil Lukas dikarang sebagai bagian pertama dari sebuah karya yang lebih besar, yang jilid keduanya adalah Kisah Para Rasul. Kedua karya ini menghadirkan hidup Kristus yang merupakan sebuah antisipasi dari sejarah Gereja dan Lukas memahami hal ini sebagai suatu kontinuitas historis dari kehidupan Yesus.
Lukas menggambarkan hidup Yesus sebagai suatu perjalanan jauh dari Galilea, lewat Samaria, menuju ke Yerusalem. Yesus berjalan diiringi oleh para rasul dan rombongan besar, sambil mengembangkan secara progresif tema-tema khas dari katekesenya. Dengan cara ini perjalanan ini ditransformasikan ke dalam sebuah perumpamaan mengikuti Kristus, suatu perjalanan pendewasaan iman dan hidup injili. Lewat perumpamaan, teman tentang belaskasih Allah yang memanggil manusia dari ketersesatannya terciptalah dalam hati setiap pembaca rasa gelisah yang menggugat sambil merasakan adanya sebuah undangan untuk melakukan pertobatan batin. Dalam Injil Lukas tercantum panggilan intens untuk sebuah life-long metanoia!
Injil Lukas mengajak pembacanya merasakan hadirnya seorang pastor bonus, yaitu kristus yang wafat dan bangkit kembali, yang senantiasa berada dalam perjalanan mencari para muridNya. Dalam komposisi Lukas yang sangat ketat, seluruh Injil menemukan sintesanya, dan setelah kedatangan Roh Kudus, dimulailah awal sejarah Gereja, sejarah Allah, dan sejarah keselamatan dalam perjalanan zaman.
Buku ketiga dari Percikan Inspirasi ini membawa pembaca untuk merenungi perjalanan jauh Yesus dari Galilea ke Yerusalem lewat seluruh bacaan Hari Minggu dalam lingkaran Tahun C.