Pada hari Minggu selama Tahun A, Injil Matius dibacakan dalam liturgi Gereja. Matius yang adalah penginjil katekis dan promotor keadilan Kristiani dan Gereja, menampilkan semua komposisi Injilnya dalam terang kebangkitan Yesus. Kebangkitan itu sangat essensial dalam Injil Matius. Dalam interpretasi katekese Matius, Yesus tetap hadir dalam setiap komunitas kristiani (Mat 28:20), sehingga hidup umat Kristen secara khas ditandai dengan kasih persaudaraan (25:28-40), doa komuniter (18:20), dan aksi misioner (10:40). Kristus yang bangkit dalam kenyataannya hadir dalam Gereja sebagai guru, bahkan sebagai satu-satunya guru (23:8-11). Injil Matius adalah ibarat sebuah sekolah katekese, di mana katekisnya adalah Yesus yang sekaligus menjadi promotor keadilan melawan ketidakadilan rezim religius kaum Farisi dan imam-imam Yahudi.
Bagi Matius, Yesus yang bangkit dan hadir dalam Gereja serta hidup dalam diri para rasul adalah keadilan messianis yang menumbuhkan keadilan injili, yakni cinta sejati, doa yang otentik, serta pilihan pertama dan utama akan Kerajaan Allah. Dalam Injilnya Matius menampilkan kelompok para rasul pada urutan pertama, komunitas sejati sebelum kebangkitan yang hidup bersama Kristus yang didampingi, diawasi dan didengarkanNya dengan penuh kesabaran. Dengan menonjolkan kelompok ini, yang merupakan bibit Gereja yang sejati, Matius mengungkapkan interese utamanya pada komunitas umat beriman, struktur, serta permasalahannya. Gereja diundang untuk bercermin diri dan menghayatinya dalam perjalanan waktu sepanjang masa. Buku percikan Inspirasi ini mempersembahkan renungan bacaan hari Minggu dalam lingkaran Tahun A.